Showing posts with label daily chit chat. Show all posts
Showing posts with label daily chit chat. Show all posts

Tuesday, March 31, 2015

Ghost


I don't know whether you ever in this situation or not. 
When you holding onto the past, you will feel that you become a prisoner to yourself. 
Escaping the pain and facing the reality that memories cause you feel isolated from the world. 
And at the end, you realize that facing your inner demons can release you from your prison.

And this song tell me bout that...

Well, enjoy the song and good nite my person...

Friday, March 27, 2015

You Will Die The Way You Lived

Entah bagaimana saya menggambarkan tentang bulan Maret berjalan sejauh ini.  Tapi yang pasti, hampir setiap minggu saya mendapatkan kabar duka kepergian dari orang-orang  sekitar saya. Mulai yang berusia muda hingga yang berusia tidak muda lagi. Dari yang saya kenal secara personal maupun yang saya kenal secara nama & cerita. Kesamaannya adalah mereka pergi dengan begitu mendadak dan cepat.

Kematian memang adalah sesuatu yang pasti untuk makhluk hidup. Datang menjemput dengan penuh misteri, siap atau tidak siap.  Tapi tampaknya memang itu hakikat kematian yaitu untuk mengingatkan bahwa kehidupan ini adalah fana.

Pakaian indah yang kita pakai nantinya hanya selembar kain putih. Rumah nyaman yang kita tinggali nantinya tidak lebih dari 1x2 m. Orang-orang dekat kita tidak lagi bisa menemani kita secara fisik, yang menemani kita hanyalah do'a dari orang-orang yang menyayangi dan mengingat kita serta amalan kita selama kita hidup.

Malam ini saya baru saja saya membaca sebuah tulisan tentang seseorang yang baru saja kehilangan orang yang dikasihinya, soulmatenya.  Sungguh indah. Dan akan membuat pembacanya akan mereka-reka apakah akan ada orang yang mengenang kita seindah itu? Dan bagaimanakah orang-orang disekitar kita akan mengenang kita saat kita hidup?

Saat saya curhat ke salah seorang sahabat saya, dia mengingatkan selama kita tulus dan baik dengan orang sekitar kita, kita akan dikenang namun dengan cara mereka masing-masing. Dan itu kembali membuat saya menitikkan air mata.

Your last moments will reflect your way of life. Be kind. Be nice.

Ah maafkan ke-mellow-an saya ya malam ini.

Well, Good nite my person...


Sunday, May 18, 2014

Being Alone or Being Lonely?

I try my best to be a good person. I am not the perfect one and never will be.  I realize I am a moody person, specially in the morning, who definitely not a good company at my bad mood. BUT I always try to be a good person for my persons when I know that they need me.

Yeah I know I can't put my expectation too high and I know I can't expect anything from anyone, especially You, one of my persons. BUT it is really hurt when I realize that my existence is meaningless and still made You feel alone.

Dear You, I think I'll 'hibernate' for a while to give You space to re-thinking about who am I to You. And to give my self a time to calming down the heat in my brain and to wipe these unfriendly tears.

#edisiPMS?

Saturday, April 12, 2014

Solitude

"Ada saatnya dalam hidupmu, engkau ingin sendiri saja bersama angin, menceritakan seluruh rahasia, lalu meneteskan air mata" - Bung Karno, 1933
Saya membaca quote ini kemarin saat si quote ini menjadi profil picture salah seorang teman saya.  Hal yang menarik dari quote ini bukanlah sang penulisnya yang merupakan tokoh dan bapak dari bangsa ini, tetapi lebih ke isinya. Bagi saya, isi quote ini sangat 'dalam'.  Menyentuh.

Tiba-tiba saya ingat dan kangen suatu masa disaat saya bisa seperti isi quote itu.  Menyendiri, menikmati pemandangan, bersama angin.  Tinggal di Jakarta yang crowded membuat saya susah dan bahkan tidak lagi bisa melakukan apa yang ada di quote itu.  

Dulu saat saya masih tinggal di Ujung Pandang, sekarang Makassar, saya punya pantai Tanjung Bunga. Pantai ini letaknya sangat dekat dengan rumah saya, yah palingan hanya 20 menitan dengan berjalan kaki. Dulu pantai ini masih belum dilirik oleh para pengembang properti dan belum terlalu ramai.  Hanya dikunjungi oleh penduduk setempat.

Setelah kuliah di Bogor, tepatnya di daerah Dramaga, sebuah saung di sawah dekat kost adalah tempat favorite saya untuk menyendiri.  

Sebenarnya waktu pertama kali tinggal di Jakarta, di kantor pertama saya, saya menemukan tempat yang cocok untuk menyendiri.  Rooftop.  Kantor saya menempati sebuah gedung 8 lantai di kawasan Cikini, dan saya berkantor dilantai 6.  Dengan naik 2 lantai melalui tangga darurat, saya bisa masuk ke area rooftop, yang entah mengapa tidak pernah dikunci, dan yang suka ke area itu cuma saya tampaknya (saya tidak pernah bertemu dengan siapa-siapa soalnya).  Tidak ada pemandangan seindah pantai Tanjung Bunga dan sawah disini, hanya gedung, kali dan rel kereta api, tapi saya tetap suka menyendiri disini.

Tentang menyendiri.  
Hmm pada dasarnya memang saya bukan orang yang suka keramaian, tetapi saya bukan tipe penyendiri. Saya suka kok ke Mall, hang out dengan teman-teman di tempat-tempat asyik.  Tetapi memang ada saatnya saya ingin dan butuh sendiri.

Pernah ngga kamu merasa terlalu lelah untuk berbasa-basi?
Pernah ngga kamu merasa terlalu lelah untuk bicara?
Pernah ngga kamu merasa terlalu lelah menghadapi dunia?
Pernah ngga kamu merasa terlalu lelah dengan sisi baikmu?
Pernah ngga kamu merasa kamu hanya ingin menjadi diri sendiri dan 'bebas' dari penilaian orang lain?
Pernah ngga kamu merasa bahwa susah untuk mengungkapkan kepada orang lain apa yang kamu rasakan?
Pernah ngga kamu merasa bahwa tak ada orang lain yang benar - benar mengerti apa yang kamu rasakan saat itu?

Nah disaat-saat seperti itulah saya menyendiri.  Menikmati me-time.  Menikmati saat saya bisa mengeluarkan emosi saya.  Menikmati saat air mata bisa bebas keluar dan membiarkan angin membawanya pergi.  Dan setelah itu saya akan merasa lega.

Aaaah betapa saya kangen bisa seperti itu lagi di alam terbuka.

Sunday, March 16, 2014

Kado (2)

Menerima kado adalah salah satu moment yang menyenangkan untuk saya. Moment lainnya yang menyenangkan buat saya adalah mencari, memilih dan memberi kado.  Karena saya tahu bagaimana senangnya menerima kado, makanya saat saya juga suka memberi kado untuk orang-orang kesayangan saya.

Kegiatan mencari dan memilih kado itu sangat menyenangkan karena saya suka segala sesuatu yang sifatnya personal. Sebisa mungkin kado yang saya akan berikan adalah:
1. Wishlist dari yang bersangkutan
2. Kalau saya tidak tahu wishlist-nya, maka saya akan cari sesuatu yang identik dengan yamg bersangkutan. Entah itu terkait hobby-nya, warna kesukaannya, tokoh kesukaannya etc.

Agak ribet sih,  tapi itu setimpal banget dengan perasaan saya saat si penerima kado antusias dan senang banget dengan kado dari saya. Euforia seperti itu akan menular kepada saya dan saya suka dengan rasa itu :).

Monday, March 10, 2014

Kado (1)

Salah satu moment yang paling menyenangkan buat saya adalah saat menerima sebuah kado, membukanya dan akhirnya mengetahui isinya. Terlebih lagi saat saya tahu tidak ada moment khusus yang membuat saya 'layak' menerima kado, seperti disuatu pagi di minggu lalu.  Ketika saya sampai di meja kantor saya, saya melihat ada bungkusan tergeletak di atas meja saya.

Bungkusannya biasa saja, lapisan paling luar adalah plastik pembungkus biasa dari agen kurir, kemudian ada bungkus coklat yang membungkus kardus coklat. Pengirimnya adalah salah seorang sahabat saya, saya suka panggil dia Mami, belakangan dia saya panggil dia Mami Peri karena dia memamggil saya peri cinta (Karena saya suka sekali lagu Peri Cinta-nya Marcell).  Hmm saya ngga bisa duga isinya apa.  Sang sahabat saya ini memang pernah menjanjikan sesuatu tapi ukurannya ga sebesar ini dan katanya akan dititipkan teman yang cukup sering ketemu saya. Makin penasaran.

Kardus coklatpun sudah saya buka dan masih bertemu dengan bubble plastik.  Oooouuccch benda fragile apakah yg dikirimkan. Dan setelah saya buka ternyataaaa adalah 4 botol kaca kecil berbentuk beruang. So kawaaaaaiiiiii (>o<) ♥♥♥.

Sahabat-sahabat saya tahu kalau saya ini adalah kolektor pasir dan suka kebingungan mencari tempat untuk menyimpan jika ada pasir-pasir baru. Jadi botol-botol kaca ini akan saya gunakan untuk koleksi pasir yang istimewa.

Terima kasih Mami Peri-ku....

Tuesday, September 3, 2013

Developing others...

Malam ini saya bertemu dengan Ami, Agung, koko Erick, Hana dan Jahe, mentee-mentee saya. Mereka adalah angkatan ke-7 dimana saya menjadi mentor.  Pertemuan malam ini memang janji saya kepada mereka sebagai acara syukuran karena mereka sudah lulus semua dan bisa diwisuda bareng-bareng.

Apasih mentee dan mentor?
Nah di lembaga manajemen tempat saya mengajar, ada mata kuliah yang judulnya adalah self-development.  Tapi jangan bayangkan ini sebagai mata kuliah seperti di sekolah kepribadian ya.  Mata kuliah ini bertujuan untuk mengembangkan soft competences dari para mahasiswa.  Metode self developmentnya adalah mereka dibagi menjadi beberapa grup kecil yang disebut grup mentoring, didalamnya terdapat 6-8 orang yang akan saling membantu untuk mengembangkan self competence. Grup mentoring ini akan didampingi oleh satu orang mentor. 

Peran mentor disini susah susah gampang karena harus bisa mengarahkan, membina dan kadang-kadang menjadi teman curhat untuk para mentee-nya.  Nah chemistry menjadi penting sehingga antara mentee-mentor bisa nyaman dan saling terbuka dalam berkomunikasi.  Ini lah yang mungkin membuat saya bisa dekat dengan si angkatan 7 ini.

Tapi bukan berarti grup mentoring angkatan lain tidak memiliki tempat dihati saya. Masing-masing selalu punya tempat dihati saya karena keunikan mereka masing-masing.

Ada banyak hal yang membuat saya senang menjadi mentor.  Hal yang utama adalah menyaksikan perubahan para mentee saya menjadi pribadi yang lebih baik. Yang awalnya tidak percaya diri, akhirnya bisa tampil presentasi tanpa tergagap.  Yang awalnya public enemy bisa diterima oleh teman-temannya karena menjadi pribadi yang lebih menyenangkan. Yang awalnya introvert bisa menjadi pribadi yang lebih terbuka.  Tentu saja hal ini bukan karena saya tetapi lebih kepada kemauan dan tekad mereka untuk menjadi pribadi yang lebih baik.

Ini adalah kata pengantar yang saya selalu sampaikan di pertemuan pertama mentoring:
"Saya sangat yakin kalian semua disini pintar-pintar, tapi pintar saja tidak cukup untuk menjadi modal sukses di dunia kerja maupun usaha. Nah salah satu kunci sukses adalah karakter dan kepribadian yang baik. Mata kuliah ini ada dan keberadaan saya disini sebagai mentor hanya berfungsi sebagai fasilitator untuk membantu kalian menjadi pribadi yang lebih baik.  Sukses atau tidaknya program ini tidak tergantung pada saya tapi tergantung tekad dan kemauan kalian untuk mau berubah"
Hmm not sound like me ya =)...

Saya amat menyadari saya sebenarnya bukan role model yang baik.  Kadang-kadang saya melakukan kesalahan dan kebodohan.  Saya rasa itu tidak apa-apa diketahui oleh para mentee saya... Heyyy nobody is perfect, I'm still human... .. Yang penting adalah bagaimana kita belajar dari kesalahan dan kebodohan itu dan tidak mengulanginya.

Dear mentees, saat kalian belajar menjadi pribadi yang lebih baik, saya juga belajar hal yang sama dengan kalian.  Ada banyak pelajaran hidup yang kalian ajarkan kepada saya.  Terima kasih.

Ada bahagia, senang, dan bangga menyaksikan kalian menjadi orang-orang yang sukses.  Heyyy ingat ya definisi sukses setiap orang berbeda.  Please define your own success and be proud of that, then You'll be happy...

Love you all, my mentees...

Sunday, May 19, 2013

Bandara


Bandara itu seperti laboratorium kimia. Saya analogikan seperti itu karena bandara itu seperti tempat pertemuan banyak senyawa rasa yang menghasilkan berbagai rupa reaksi tergantung komposisi campuran senyawanya yang bisa saya amati secara bebas.

Di terminal keberangkatan, ada rasa sedih karena perpisahan yang reaksi harunya akan sangat tergantung kepada seberapa kuat hubungan antara orang-orang yang akan berpisah, seberapa lama mereka akan berpisah dan seberapa banyak rasa sedih tertuang yang juga sangat bergantung kepada seberapa banyak orang yang mengantar. 

Di terminal kedatangan, ada rasa senang karena akhirnya bertemu kembali.  Perpaduan rasa ini menghasilkan reaksi bahagia dan terkadang reaksi haru.  Dan dasyatnya hasil reaksi itu akan sangat bergantung pada hal-hal yang kurang lebih sama dengan di terminal keberangkatan.

Untuk seorang loner traveler seperti saya :), reaksi kimia seperti itu hanya akan terjadi pada saat saya menempuh perjalanan hati untuk menemui dan meninggalkan orang-orang terkasih saya.  Saat bepergian sendiri untuk tugas kantor dan berpetualang, itu adalah waktu saya untuk menjadi observer untuk mengamati reaksi senyawa rasa itu.  Merasa ikut senang dan merasakan rasa haru saat terjadi perpisahan.  Dan reaksi senyawa rasa itu menginspirasi saya untuk menuangkan dalam tulisan-tulisan dan puisi-puisi saya.

Bandara juga identik dengan tempat persinggahan, entah sifatnya sementara ataupun permanen.  Untuk seorang petualang, bandara adalah tempat persinggahan sementara sebelum ke tempat tujuan lainnya.  Untuk seorang penempuh perjalanan hati ;), bandara bisa jadi adalah tempat persinggahan terakhir sebelum menetap secara permanen disuatu tempat bersama 'hati'nya :).

Nah kayaknya ini adalah sedikit dari apa yang saya rasakan tentang bandara.  Kali ini saya menuliskan tentang bandara karena seperti biasa saya sedang mengisi waktu luang saya menunggu kamu, si bandara tempat random feeling saya bersenyawa, tapi saya belum tahu apakah kamu itu persinggahan sementara atau permanen saya ;).    Karena sebentar lagi laptop saya mati dan saya lupa bawa charger, see you blogger.

Monday, May 6, 2013

Menunggu...

Kegiatan yang paling yang saya tidak suka adalah menunggu.  Makanya saya sebisa mungkin memenuhi janji ketemuan dengan orang ataupun jadwal apapun se'mepet' mungkin sehingga saya tidak perlu menunggu.  Jadi misalnya kalau janjian bertemu jam 10 pagi, saya akan perkirakan waktu tempuh ke tempat pertemuan dengan pertimbangan moda transportasi yang akan saya gunakan maka saya akan berangkat dari rumah jam 9.00 pagi.  Hmm kalau hari libur atau weekend sih hal ini masih memungkinkan terpenuhi sesuai rencana saya, tapi jangan terlalu berharap ini akan terjadi di workday.  Jakarta gitu lho.  Susah diprediksi.  Jadi untuk workdays, saya membuat pengecualian.

Nah kembali ke topik awal yaitu terkait kegiatan menunggu yang tidak saya sukai. Menurut saya, kegiatan yang satu ini sungguh membosankan.  Tapi itu pemikiran saya dulu.  Saya berpikir keras (lebay mode on), bagaimana caranya supaya saya tidak bosan dan diantara waktu menunggu tersebut.  Akhirnya saya menemukan kegiatan yang saya sukai, yaitu mendengar musik sambil membaca atau menulis.

Dulu must bring items saya adalah buku (biasanya tipis), mp3 player, dan notes kecil beserta pulpen. hehehe so oldies ya.  Hmm sekarang sih saya tidak serempong itu.  Berkat teknologi, saya cukup bawa my lovely Wondie dan saya sudah bisa melakukan tiga aktivitas itu ketika saya harus menunggu.

Tapi pernah lho, karena saya lupa nge-charge my lovely Wondie akhirnya saya harus menunggu di ruang tunggu kantor Imigrasi tanpa melakukan aktivitas mendengar musik, membaca ataupun menulis. Sepuluh menit terasa sungguh menyiksa.  Saya mulai gelisah.  Dua puluh menit berlalu dan saya masih harus menunggu.  Saya mulai kesal sendiri. Tiga puluh menit berlalu dan kesabaran saya mulai hilang.  Mulai mengetuk-ngetuk ataupun menggoyang-goyangkan kaki tanda kebosanan dan mulai berdecak plus menggerutu.  Untuk orang-orang sekitar saya yang melihat saya, pasti tingkah saya sungguh menyebalkan (karena saya juga sebal melihat orang-orang kayak gini). But what can I do. No books, No Music, No Note & Pen.  Gak mungkin kan saya tiba-tiba menyanyi sendiri untuk menciptakan musik, bisa-bisa saya makin disangka orang stress. So what I do next?

Saya ingat ajaran kalau kita sedang marah, untuk meredakan amarah kita bisa pejamkan mata kita, menarik nafas dalam dan menghelanya perlahan.  Hmm mungkin ini bisa saya terapkan untuk meredakan kegelisahan dan kebosanan saya.  Sayapun menerapkannya. Dan tebak apa yang kemudian terjadi saat saya membuka mata?  Saya melihat yang tidak saya lihat sebelumnya. Ada banyak 'keindahan' yang saya lihat.  Ada seorang anak kecil lucu yang sedang asyik bermain dengan karet-karet dijarinya.  Ada sepasang kakek-neneng yang sedang sayang-sayangan, terlihat lucu untuk usia mereka tetapi sungguh membuat iri ;p. Ada satpam yang bertampang galak tapi ternyata langsung berubah begitu seorang anak kecil 'mengganggu'nya.  Aaah ada banyak hal yang menakjubkan terjadi disekitar saya saat saya menghabiskan waktu dengan kesal dan menggerutu.

Sekarang saya tidak terlalu menggantungkan 'hidup' saya kepada gadget, buku, mp3 player ataupun notes saat saya menunggu.  Saya gunakan mereka seperlunya saja.  Saya lebih sering menikmati dengan menikmati situasi sekeliling saya, pemandangan disekitar saya dan musik 'alam' yang ada bahkan walaupun itu adalah bunyi klakson yang silih berganti menandakan ketidaksabaran orang-orang Jakarta. Ada banyak hal baru yang lucu, menarik, dan menginspirasi saat saya dapatkan saat saya menikmati waktu menunggu.

Nah sekarang, sambil menanti kamu dengan sabar, saya memutuskan menikmatinya dengan menulis tulisan ini, mendengarkan sederet lagu Glenn Fredly, sambil duduk di pojokan sebuah kafe kopi di sebuah mall dan tak lupa menikmati dunia yang berputar disekitar saya.  Tulisan ini pun selesai dalam waktu 1 jam 30 menit dan saya pun lihat kamu datang.

Ok blogger, see you in the next article.

Friday, August 17, 2012

Rumah


Apa arti rumah buat kamu?

Buat saya, rumah adalah tempat dimana hati saya berada. Tempat tinggal saya sekarang hanyalah sekedar tempat saya tinggal dan bernaung tapi hati saya tidak di sana. Walaupun nyaman, tapi tidak ngangenin :-P.


Mungkin kalau dalam bahasa Indonesia, rumah ya rumah. Tapi kalau dalam bahasa Inggris, ada perbedaan yang signifikan dalam memaknai house dan home. House lebih ke wujud fisiknya yaitu sebuah bangunan tempat tinggal, sedangkan home lebih mengarah ke perasaan terikat, kenyamanan, dan kehangatan yang ditimbulkan dari sebuah tempat.

Kira-kira 10 tahun yang lalu saya masih punya 2 rumah yaitu rumah kakek saya dan rumah orang tua saya. Saat kakek saya meninggal, rumah itu terasa hampa.

Perasaan terikat dengan rumah ini yang tampaknya melatarbelakangi fenomena mudik di hari raya seperti Lebaran dan Natal. Keterikatan kita dengan rumah membuat sebagian besar dari kita 'bela-belain' untuk mudik. Berjuang dan mengantri mendapatkan tiket mudik. Menutup mata dengan biaya yang harus dikeluarkan. Bersusah-payah menerjang kemacetan. Dan daya upaya lainnya yang luar biasa menguras kekuatan fisik. Semuanya dilalui dengan suka cita (walaupun sesekali ngedumel). Semuanya terbayar LUNAS saat melihat pintu rumah terbuka lebar dan orang terkasih menyambut dengan kehangatan.
Hmm there's no place like home...

Sahabat...selamat menikmati rumahmu ya...

Saturday, July 28, 2012

Penjelajahan di Bekasi (29 Juni - 1 Juli 2012)

Padahaaaaal ada banyak cerita dari terakhir saya menulis diblog ini 24 juni lalu. Tapi entah mengapa saya kok kemarin malaaaaas banget nulis.  Padahal sebelum-sebelumnya menulis adalah salah satu 'terapi' saya untuk mengatasi kebosanan, ke-ababil-an, dan ke-tidak-mood-an saya.  Pagi ini tiba-tiba setelah kesambet mandi pagi-pagi (pssstt jarang banget saya lakukan di weekend ;p), tiba-tiba keinginan menulis saya muncul.
Saya ingin share cerita-cerita saya dalam sebulan terakhir...hahahaha yang eneg ga perlu ngelanjutin baca ya :D

Setelah penjelajahan ke Depok minggu sebelumnya, kini saatnya saya mengeksplor Bekasi, salah satu kota yang jaraaaaang banget saya jelajahi.  Saya sudah lama janji dengan salah seorang soulsisters saya untuk berkunjung dan menginap dirumahnya.  Alhamdulillah di hari Jum'at tanggal 29 Juni, janji saya bisa terpenuhi.  Menggunakan Commuter Line, Jum'at malam saya melaju dari Stasiun Gondangdia ke Stasiun Kranji.  Wuih walaupun sudah malam lumayan rame juga.  Dan yang bikin saya takjub, perjalanan ke Kranji hanya 30 menit saja.  Jam 9 lewat 15 menit malam, saya sudah sampai di Kranji dan dijemput sama Kubil.  Malam itu, acara ngobrol ngalor ngidul dimulai dari perjalanan dari stasiun kranji ke rumah kubil hingga akhirnya kami tertidur jam 1 malam ;p.

Sabtu pagi saya yang terbiasa leyeh-leyeh, bangun dengan chef Kubil sudah beraksi di dapur andalannya menyiapkan sarapan.  Duh my soulsister yang satu ini memang calon istri idaman ...hehehe promosidotcom.  Setelah sarapan dan persiapan, kamipun mulai mengeksplor bekasi. Dimulai dari Pasar Kranji untk nyari kancing (hehehe jangan ditanya kenapa harus nyari kancing jauh-jauh ke kranji :D), trus ke JNE mengirim buku, GrandMal Bekasi..lanjut nyalon untuk potong rambut....trus akhirnya kami memutuskan untuk nonton di Blitzmegaplex sekalian saya ingin bersilaturahmi dengan salah seorang my favorite student, Tosan.  Pilihan film hari itu adalah Brave...Sumpah tuh film sederhana tapi bisa ngakak.  Acara hari itu ditutup dengan nyari lipstick di Metropolitan Mall.


Minggu pagi giliran saya ngerecokin rumah sahabat saya di kantor, Mba' Yana, bersama salah seorang sahabat saya juga, Jo.  Pagi itu saya jemput Jo di stasiun Kranji untuk menuju rumah mba Yana.  Dipesenin supaya jangan sarapan dulu karena si mba' yang satu ini sudah nyiapin spaghetti.  Ih senangnya....eh siangnya dapat semangkok bakso gratis pula...Makasih mba' cantik...qiqiqiqi ...oh iya siangnya bergabung juga salah satu Bekasi-er, Windhu, untuk membantu menggasak spaghetti n bakso ;p

Walaupun lumayan melelahkan karena cuaca Bekasi yang puaaaaanaaaas pooool, tapi perjalanan kali ini menyenangkan....Thank you Kubil, Jo, Mba Yana n Windhu for a nice weekend...

Sunday, June 24, 2012

Perjalanan hari ini...

Beberapa hari yang lalu, secara impulsif saya mengirim sms ke kakak pertama saya di STers, kaIn.
"kaIn, hari minggu ada acara ga? Aku pengen main ke rmh kaIn n ke tkg jait."
KaIn menyambut hangat dengan mereply sms saya:
"belum ada rencana yg fix ded.. jadi bisa kita set yah.. aseeeeekk"
Dan sayapun mengatur segala urusan agar rencana ini bisa terlaksana.  Btw kalau ada yang bingung siapa itu kaIn, ini dia orangnya...
 

Kenapa dipanggil kaIn? hehehe ini 'balas dendam' saya karena dia panggil saya dedi.  Singkatnya di sisterhood kami, orang yang lebih muda memanggil orang yang lebih tua dengan sebutan kakak. Dan yang lebih tua memanggil yang lebih muda dengan sebutan adek.  Saya dipanggil Dek Di, tapi katanya si kakak satu ini, kurang keren jadilah saya DeDi.  Sebagai 'balesan'nya saya panggil kakak yang satu ini kaIn, nama keren dari saya yang merupakan singkatan dari Kakak Inen :D.

Nah Alhamdulillah rencana ini bisa terlaksana hari ini.  Namun awalnya ada sedikit kendala.  Ini memang kali keduanya saya ke rumah kaIn, tapi karena daerah itu bukan daerah jajahan saya (baca: tempat main), jadi saya agak takut nyasar juga.  Ber-sms kembali dengan kaIn untuk meminta petunjuk ke arah rumahnya.
"Turun di Lenteng Agung..terus nyebrang ke kiri, naik angkot 129...*sensor lanjutannya*"
Hmm mengerutkan kening mencoba membayangkan...masih belum terbayang...tak lama kemudian datang lagi smsnya kaIn.
"naek 112 jurusan rambutan turun di prapatan bilangnya.. setelah kampus gunadarma pertama, bayar 2 rb..abis itu naek ojek ke Jl *sensor lanjutannya*"
Hmm masih bingung, kok jurusan rambutan??  Untuk lebih meyakinkan akhirnya tanya kaTiv, my another siSTer.
"turun stasiun UI...darisitu ga pake nyebrang trus naik angkot yang ke kelapa dua..turun deh diperempatan kelapa dua, naik ojek ke jalan *sensor lanjutannya* byr 6rb hihihi"
Dengan berbekal petunjuk yang lebih jelas dari kaTiv, akhirnya berangkatlah saya pagi-pagi.  Kenapa harus pagi-pagi? karena saya ini seperti es krim yang gampang meleleh kalau kena matahari (pinjam ngelesannya Nina, salah seorang sahabat saya) hehehehe....

Ada untungnya juga berangkat pagi-pagi.  Pertama, dapat Comutter Line masih dalam kondisi sepi jadi bisa leyeh-leyeh.  Kedua, bisa memilih tukang ojek yang paling rapi :D.  Ketiga, menikmati hembusan udara pagi yang masih segar dari atas motor.  Keempat, menikmati pemandangan tentara-tentara yang sedang kerja bakti :D (keterangan: rumah kaIn melewati 2 komplek tentara).  Kelima, mataharinya masih terasa bersahabat.

Setelah menempuh perjalanan yang cukup panjang, sampailah saya di poin dimana biasanya saya akan dijemput.  Tapi karena saya merasa sudah pernah ke rumah kaIn, saya mencoba daya ingat saya.  Melangkah masuk menyusuri jalan setapak. Palingan kalau nyasar ya nyebut nama papi-nya kaIn, beres deh.  DAN ingatan saya ternyata masih cukup tajam.  Sampailah saya di rumah kaIn yang masih sepi.  Hanya adiknya kaIn yang menyambut.
"Inen-nya lagi mandi" Begitu katanya.
Wow saya terharu karena kaIn sampe rela mandi pagi gara-gara saya mau datang. Tapi tak lama kemudian kaIn keluar dengan tampang yang mencurigakan, tapi saya tidak mau berburuk sangka dengan menuduh kaIn belum mandi. Mulailah kami ngobrol ngalor ngidul dimulai dengan ketakjuban kaIn karena saya bisa sampai dirumahnya tanpa dijemput, lalu curhatan saya soal beberapa hal yang menyesakkan hati dalam beberapa waktu terakhir, sampai mulailah kami menggelar kain-kain yang saya bawa untuk dijahit. Kain bergeletakan dan kaIn mulai menggambar sketsa model baju untuk saya.  Selain heboh dengan sketsa, kaIn kemudian mengeluarkan dagangannya yang teranyar, vest berwarna hijau tosca yang diklaim bisa sebagai 10 in 1 vest.  Dan mulailah kaIn memperagakan bagaimana 1 vest bisa menghasilkan 10 gaya.  Saya sampai takjub melihatnya.  Awalnya kehebohan kami hanya ditemani cekikikan dari adiknya kaIn, lalu agak siang bergabung deh kakaknya kaIn, keponakan dan Mami-nya kaIn.

Jam 12 lewat ChibiDhien, my another siSTers, akhirnya sukses menyusul saya ke rumah kaIn dan bergabung dengan kehebohan kami membuat sketsa baju.  Lalu kami berdua disuguhi makan siang, Ayam Kecap Pedas yang disuguhkan khusus diatas piring bergambar bunga matahari...hehehe informasi penting disebutkan.  Setelah kami makan dengan lahap, kaIn kemudian sholat, akhirnya kami pun melaju untuk membuat kehebohan selanjutnya di rumah Penjahit.

Setelah 2 jam berkutat dengan sketsa, menjelaskan fantasi kepada tante penjahit, dan proses ukur mengukur.  Akhirnya kelar juga sekitar jam 4 sore.  Saya sukses menitipkan 5 jahitan dan ChibiDhien 2 jahitan.   Jangan  heran ya kenapa jahitan saya bisa sebanyak itu hehehe.

Ah saya sungguh senang hari ini...cape' juga sih karena cuaca hari ini puanas sekali seperti menguras energi, tapi saya senang.

Terima kasih kaIn untuk penyambutannya, untuk pinjaman kuping-nya, untuk sharing-nya, untuk sketsa-nya, untuk ketawa-ketawa-nya, untuk beruang kutub tengkurep-nya dan untuk hari yang menyenangkan ini :D...

See you when I see you...

Wednesday, May 30, 2012

Benny & Mice

Duh ini nih strip komik yang wajib dibaca setiap minggu di Kompas...dulu masih rajin gunting-guntingin trus bikin klipingnya (eh tuh kliping kemana ya?...jadi ingat)...Nah mumpung Echa ngadain kuis berhadiah buku n diantaranya adalah komik Benny & Mice...langsung deh nulis ini...
Echaaaaaa...aku mau yaaaa Benny Mice yang dari Presiden ke Presiden dan yang no. 15 juga...hahaha maruk...*ngacung tinggi-tinggi*
Terima Kasih Echa...yakin deh bakal dijaga baik-baik...Secara booklover juga...*hugs*

Monday, April 30, 2012

Kompor

Suatu hari menjelang makan siang di ruangan kerja saya, beberapa member dari The Piranhas sedang duduk manis bekerja bersama di meja oval kesayangan kami.
"Makan yuk" Ajak saya yang sudah kelaparan.
"Kita sedang diet nih" Jawab Duti "dan sudah pesen paket buah sampe minggu depan".
Saya memandang skeptis wajah-wajah The Piranhas "Yakin?"
Mereka mengangguk mantap.
"Hmm padahal kayaknya enak nih lapar-lapar kayak gini makan nasi padang"Komentar saya sambil lalu sambil mengedarkan pandangan melihat perubahan raut wajah  The Piranhas.
"coba deh bayangin nasi yang masih hangat mengepul kemudian dibanjur kuah terus pake ayam panggang, pake cabe ijo n dikasih bumbu rendang....hmmm nyam nyam" ujar saya sambil ngecap-ngecap. Saya mulai senyum-senyum melihat setitik keraguan di wajah  The Piranhas.
"udah ah lapar, yuk Sis" kata saya sambil mengajak Kakak pertama untuk makan siang, satu-satunya member  The Piranhas yang gak diet. Dan pergilah saya bersama si kakak untuk makan siang meninggalkan  The Piranhas yang lagi diet dan mulai mengupas buah pir.
Kira-kira 45 menit lewat, saya kembali ke ruangan bersama si kakak.   The Piranhas dalam kondisi adem ayem dengan posisi duduk yang relatif sama saat saya pergi tadi.  Lalu saya lihat paket buah yang ada di meja relatif masih cukup banyak.
Hmm mencurigakan, apalagi jam sudah menunjukkan jam 1 siang saat  The Piranhas mulai meng'ganas'. Tapi kemudian saya ketawa ngakak saat melihat tempat sampah di ruangan.  Ternyata ada bekas bungkusan nasi padang. Yesss komporan saya sukses walaupun beberapa member  The Piranhas ngakunya hanya makan 1/4 porsi. Hehehehe :D

Sunday, February 19, 2012

Garfield says...

You know what is a “diet” is, don’t you? It’s “die” with a “t”, that’s what it is!

Monday, January 16, 2012

Kisah si Mimi Hitam


Untuk pembaca komik donal bebek, pasti tahu siapa musuh bubuyutannya paman Gober selain gerombolan si berat. Yup betul, dia adalah si Mimi hitam atau nama ‘asli’nya Magica De Spell, di Italia dia dipanggil Amelia, atau Miss Tick bila di Prancis, Gundel Gaukeley bila di Jerman, dan Zwarte Magica di Belanda. Halah kenapa jadi melantur ya. Hmm ada apakah dengan si Mimi Hitam ini? Sebenarnya gak ada apa-apa sih…xixixixi jadi bingung kan…maaf pembaca, bukan maksud hati untuk melantur dan membingungkan…
Jadi alkisah *dongeng mode on*, di dekat kantor saya ada seorang bapak tua tukang tambal ban dengan modal seadanya.  Hanya bermodal sepeda tuanya, pompa ban manual yang sederhana, ember berisi air keruh, dan tas pinggang kumalnya.  Setiap sore saat berjalan kaki pulang kerja saya pasti bertemu dia. Dulu sekali, saya suka bertanya-tanya “memangnya kalau dia nongkrong disini bakal ada yang pakai jasanya dia ya?”.  Eh ternyata ada saja lho, paling tidak hanya sesekali saya melihat dia tanpa pelanggan. Alhamdulillah memang rejekinya dia kali ya di sini.  Tidak sekalipun saya pernah berburuk-sangka pada si bapak.
Nah pada suatu sore saya tahu kenyataannya. Ternyata si bapak tua tukang tambal ban itu tidak seperti bayangan saya.  Teman kantor saya bercerita kalau oleh beberapa teman dia dijuluki Mimi hitam. Lalu saya bilang ” ih kok pada jahat sih”.  Dan berceritalah teman saya kalau si Bapak selain secara penampakan memang agak mirip Mimi Hitam (karena selalu memakai baju hitam dan berambut gondrong serta suka menggerutu), katanya juga licik.  Ternyata dia menyebarkan ranjau paku di jalan sebelum tempat dia mangkal, sehingga bagi pengandara motor yang terkena ranjau itu pasti akan menggunakan jasanya. Saya masih tidak percaya “ah jangan fitnah”.  Teman saya meyakinkan saya “Beneran, kan si A (salah seorang teman kantor saya) pernah kena.  Ban motornya kempes kena ranjau paku di pengkolan jalan dekat kantor dan di kasih tahu satpam bahwa itu adalah karena ulah si Bapak dan pernah dipergoki oleh satpam. Lalu saya bilang “Kok tidak ditegur?”. Kata teman saya itu mungkin satpam itu sungkan dan gak enak karena bisa menghilangkan lahan kerjanya si bapak.
Duh saya jadi sedih dan miris begitu tahu cerita itu.  Tapi memang si Bapak ini hanyalah satu dari banyak orang yang menghalalkan segala cara untuk mendapatkan uang untuk sesuap nasi.  Kadang saya bertanya-tanya “kenapa ya mereka bisa melakukan itu? sebegitu putus asa kah?”.  Di agama saya diajarkan untuk selalu meyakini bahwa segala sesuatu termasuk rejeki sudah diatur oleh Tuhan, tidak mungkin tertukar antara satu hamba dengan hambaNya yang lain.  Dengan begitu kita selalu ikhlas menerima segala sesuatunya.  Namun demikian, bukan berarti harus pasrah selalu dan hanya menunggu, kita tetap berusaha (tentu saja dengan cara yang halal) dan tidak lupa berdo’a. Toh harta hanya bisa dinikmati di dunia.
Ah semoga si Bapak Mimi Hitam ini segera ‘tercerahkan’ hatinya dan mendapatkan rejeki lain yang halal.

Saturday, October 22, 2011

Are you sure to become vegetarian will make you slim?

Hehehe ini topik iseng saya dan 4 teman saya saat makan siang tadi. Tidak bermaksud menyinggung golongan manapun dan juga tidak main fisik ya.  Asal muasalnya adalah menu makan siang kami yang sarat dengan protein hewani. Yaa dimulai dengan Chiken Cordon Blue, yang kata salah seorang teman saya after-tastenya seperti makan sabun, lalu ada sapi lada hitam yg alotnya minta ampun. Nah dari si sapi lada hitam ini lah topik vegetarian dimulai. 
Salah seorang teman saya itu bercerita kalau temannya ada yang menjadi vegetarian karena malas mengunyah daging. Hehehe takjublah kami berempat. Ckckckc segitunya ya. Lalu topikpun berpindah haluan ke soal vegetarian. Tiba-tiba dengan amat sangat meyakinkan teman saya itu berkata “Padahal kan jadi vegetarian ga membuat langsing ya, malah sebagian vegetarian itu badannya besar - besar lho”. 
Saya mendengarkan dengan serius. 
Lalu teman saya melanjutkan, masih dengan wajah serius,” Iya lihat saja Sapi” 
Wkwkwkwk langsung tertawa terbahak-bahak lah kami. 
Teman saya masih dengan wajah serius menambahkan lagi”Selain sapi, coba perhatikan juga gajah” 
Teman saya lainnya menambahi “dan juga kuda nil”
Teman saya kemudian melanjutkan lagi “Bandingkan dengan harimau, walaupun makan daging tapi tetap langsing…makanya ada kan ada jenis diet yg disebut tiger diet…So ga usah takut makan daging” 
Hmmm percaya atau tidak dengan obrolan iseng kami, tapi yang pasti sih kami siang tadi tetap memutuskan untuk tidak menjadi vegetarian walaupun badan kami tidak selangsing si tiger.  Dan kami melanjutkan melahap si chiken cordon blue yg ber-after-taste sabun serta mencoba mengunyah sapi lada hitam namun terpaksa menyerah karena berasa seperti mengunyah karet ;p.