Sunday, June 24, 2012

Perjalanan hari ini...

Beberapa hari yang lalu, secara impulsif saya mengirim sms ke kakak pertama saya di STers, kaIn.
"kaIn, hari minggu ada acara ga? Aku pengen main ke rmh kaIn n ke tkg jait."
KaIn menyambut hangat dengan mereply sms saya:
"belum ada rencana yg fix ded.. jadi bisa kita set yah.. aseeeeekk"
Dan sayapun mengatur segala urusan agar rencana ini bisa terlaksana.  Btw kalau ada yang bingung siapa itu kaIn, ini dia orangnya...
 

Kenapa dipanggil kaIn? hehehe ini 'balas dendam' saya karena dia panggil saya dedi.  Singkatnya di sisterhood kami, orang yang lebih muda memanggil orang yang lebih tua dengan sebutan kakak. Dan yang lebih tua memanggil yang lebih muda dengan sebutan adek.  Saya dipanggil Dek Di, tapi katanya si kakak satu ini, kurang keren jadilah saya DeDi.  Sebagai 'balesan'nya saya panggil kakak yang satu ini kaIn, nama keren dari saya yang merupakan singkatan dari Kakak Inen :D.

Nah Alhamdulillah rencana ini bisa terlaksana hari ini.  Namun awalnya ada sedikit kendala.  Ini memang kali keduanya saya ke rumah kaIn, tapi karena daerah itu bukan daerah jajahan saya (baca: tempat main), jadi saya agak takut nyasar juga.  Ber-sms kembali dengan kaIn untuk meminta petunjuk ke arah rumahnya.
"Turun di Lenteng Agung..terus nyebrang ke kiri, naik angkot 129...*sensor lanjutannya*"
Hmm mengerutkan kening mencoba membayangkan...masih belum terbayang...tak lama kemudian datang lagi smsnya kaIn.
"naek 112 jurusan rambutan turun di prapatan bilangnya.. setelah kampus gunadarma pertama, bayar 2 rb..abis itu naek ojek ke Jl *sensor lanjutannya*"
Hmm masih bingung, kok jurusan rambutan??  Untuk lebih meyakinkan akhirnya tanya kaTiv, my another siSTer.
"turun stasiun UI...darisitu ga pake nyebrang trus naik angkot yang ke kelapa dua..turun deh diperempatan kelapa dua, naik ojek ke jalan *sensor lanjutannya* byr 6rb hihihi"
Dengan berbekal petunjuk yang lebih jelas dari kaTiv, akhirnya berangkatlah saya pagi-pagi.  Kenapa harus pagi-pagi? karena saya ini seperti es krim yang gampang meleleh kalau kena matahari (pinjam ngelesannya Nina, salah seorang sahabat saya) hehehehe....

Ada untungnya juga berangkat pagi-pagi.  Pertama, dapat Comutter Line masih dalam kondisi sepi jadi bisa leyeh-leyeh.  Kedua, bisa memilih tukang ojek yang paling rapi :D.  Ketiga, menikmati hembusan udara pagi yang masih segar dari atas motor.  Keempat, menikmati pemandangan tentara-tentara yang sedang kerja bakti :D (keterangan: rumah kaIn melewati 2 komplek tentara).  Kelima, mataharinya masih terasa bersahabat.

Setelah menempuh perjalanan yang cukup panjang, sampailah saya di poin dimana biasanya saya akan dijemput.  Tapi karena saya merasa sudah pernah ke rumah kaIn, saya mencoba daya ingat saya.  Melangkah masuk menyusuri jalan setapak. Palingan kalau nyasar ya nyebut nama papi-nya kaIn, beres deh.  DAN ingatan saya ternyata masih cukup tajam.  Sampailah saya di rumah kaIn yang masih sepi.  Hanya adiknya kaIn yang menyambut.
"Inen-nya lagi mandi" Begitu katanya.
Wow saya terharu karena kaIn sampe rela mandi pagi gara-gara saya mau datang. Tapi tak lama kemudian kaIn keluar dengan tampang yang mencurigakan, tapi saya tidak mau berburuk sangka dengan menuduh kaIn belum mandi. Mulailah kami ngobrol ngalor ngidul dimulai dengan ketakjuban kaIn karena saya bisa sampai dirumahnya tanpa dijemput, lalu curhatan saya soal beberapa hal yang menyesakkan hati dalam beberapa waktu terakhir, sampai mulailah kami menggelar kain-kain yang saya bawa untuk dijahit. Kain bergeletakan dan kaIn mulai menggambar sketsa model baju untuk saya.  Selain heboh dengan sketsa, kaIn kemudian mengeluarkan dagangannya yang teranyar, vest berwarna hijau tosca yang diklaim bisa sebagai 10 in 1 vest.  Dan mulailah kaIn memperagakan bagaimana 1 vest bisa menghasilkan 10 gaya.  Saya sampai takjub melihatnya.  Awalnya kehebohan kami hanya ditemani cekikikan dari adiknya kaIn, lalu agak siang bergabung deh kakaknya kaIn, keponakan dan Mami-nya kaIn.

Jam 12 lewat ChibiDhien, my another siSTers, akhirnya sukses menyusul saya ke rumah kaIn dan bergabung dengan kehebohan kami membuat sketsa baju.  Lalu kami berdua disuguhi makan siang, Ayam Kecap Pedas yang disuguhkan khusus diatas piring bergambar bunga matahari...hehehe informasi penting disebutkan.  Setelah kami makan dengan lahap, kaIn kemudian sholat, akhirnya kami pun melaju untuk membuat kehebohan selanjutnya di rumah Penjahit.

Setelah 2 jam berkutat dengan sketsa, menjelaskan fantasi kepada tante penjahit, dan proses ukur mengukur.  Akhirnya kelar juga sekitar jam 4 sore.  Saya sukses menitipkan 5 jahitan dan ChibiDhien 2 jahitan.   Jangan  heran ya kenapa jahitan saya bisa sebanyak itu hehehe.

Ah saya sungguh senang hari ini...cape' juga sih karena cuaca hari ini puanas sekali seperti menguras energi, tapi saya senang.

Terima kasih kaIn untuk penyambutannya, untuk pinjaman kuping-nya, untuk sharing-nya, untuk sketsa-nya, untuk ketawa-ketawa-nya, untuk beruang kutub tengkurep-nya dan untuk hari yang menyenangkan ini :D...

See you when I see you...

Friday, June 22, 2012

Menggalau bersama Yovie & Nuno



Yovie & Nuno - Galau


Tahukah hatiku galau
Tak tahu harus melangkah
Sejak pertama mata jatuh menatap 
Hatiku tak pernah dusta
*courtesy of LirikLaguIndonesia.Net
Bila cintaku ini salah
Hatiku tetap untukmu
Namun kenyataannya parah
Dirimu tak pernah untukku

Mencoba lupakan keinginan hati
Namun tak ingin ku menyerah
Tapi mengapa bila ku mendekat
Rasanya semakin jauh

Bila cintaku ini salah
Hatiku tetap untukmu
Namun kenyataannya parah
Dirimu tak pernah untukku

Ternyata ku hanya bisa ooo
Menggapaimu di mimpiku

Namun kenyataannya parah
Dirimu (dirimu) tak pernah untukku

(bila cintaku ini salah
Hatiku tetap untukmu
Namun kenyataannya parah
Dirimu) dirimu (tak pernah untukku)

Bila cintaku ini salah
Hatiku tetap untukmu
Namun kenyataannya parah
Dirimu tak pernah untukku
Dirimu tak pernah untukku

Tuesday, June 19, 2012

My Muse

Beberapa hari lalu di salah satu BBM grup saya yang isinya hanya limited edition banget, seorang sahabat saya, Dani, posting sebuah karya puisinya.  Tentang  Dani , aka Gent saya biasa memanggilnya, dia ini adalah salah seorang teman pertama saya di Bogor dan kami berlanjut menjadi sahabat hingga sekarang.  Kami punya beberapa kesamaan dan kesukaan, diantaranya adalah kami berdua merupakan pendiri AWFC ;p (jangan tanya apa ini kecuali kepo sekali silakan japri saya), sama-sama pernah bikin kehebohan di kost dengan lagu 'Yesterday'-nya The Beatles, serta kami suka menulis puisi.  Nah yang terakhir ini nih, yang bikin saya kangen banget.  Setelah sekian lama ngga baca puisi-puisinya akhirnya dia mulai berkarya kembali.

Puisi pertama diposting.  Indah sekali dan pilihan kata-katanya sepuluh jempol deh (2 jempol saya dan 8 lainnya jempol orang lain ;p, #infogakpenting).  Lalu tak lama kemudian, dia posting lagi puisi dan sajak lainnya.  Sama seperti yang pertama, cerita yang tampaknya sederhana dikemas begitu indahnya.  And this one is my fave (Gent, numpang copas ya):
Kamu seperti rumus matematika, yang susah dihilangkan dari kepala. Seperti senyawa kimia yang menghasilkan aneka warna. Seperti fisika yang menawarkan berjuta pesona..dan darimu aku belajar biologi rasa :$
Lalu saya komentar kalau saya suka sekali puisi-puisinya dan sudah lama saya tidak menulis puisi.  Kalau saya lihat buku coret-coretan yang isinya puisi, dalam 3 tahun terakhir ini saya hanya menulis 2 puisi saja, itu pun puisi tentang kesedihan.  Aaaarrrrgh sungguh tidak produktif.  Lalu saya mengatakan pada Dani kalau saya sungguh 'iri' dan ingin sekali bisa rajin nulis puisi seperti dulu.  Dani lalu mendorong saya "ayo Di nulis lagi".  Saya hanya bisa ber-hehe-ria, memasang emoticon nyengir lebar dan komentar "lagi ngga punya Muse nih".

Muse? Muse itu istilah untuk sumber inspirasi, paling banyak digunakan di industri kreatif oleh pengarang lagu, designer dan artist.  Bisa berupa orang, musik ataupun situasi tertentu, tapi lebih banyak orang sih. Untuk saya, biasanya berwujud seseorang (^_^)V yang mampu membuat otak kanan saya lebih 'lincah'.  Saya punya beberapa Muse dimasa lalu, bertahan lama (karena saya setia hahahaha #infogakpenting).  My muse ini tidak hanya mampu membuat saya menuliskan tentang keindahan tetapi juga tentang 'kegelapan', tergantung situasi dan mood saya pada saat itu.  


Aaaaargh saya kangen masa-masa saya bisa day dreaming dan jemari ini menggenggam pulpen serta mulai bergerak lincah mengurai kata-kata diatas kertas.  Sesekali mencoret pilihan kata-kata yang dirasa kurang pas dan menuliskan kembali kata-kata lain.  Sungguh kangen.  Sekarang memang kesempatan untuk bisa day dreaming tidak lagi sebanyak dulu #curcol.  Tapi harusnya sih tidak jadi kendala.  Hmm rasanya yang saya perlukan saat ini adalah 'vitamin'.  Saya perlu menemukan My Muse.  Segera!

Tuesday, June 12, 2012

My Patronus

Beberapa waktu yang lalu adalah masa-masa yang lumayan berat untuk saya. Rasanya saya tidak perlu saya ceritakan disini karena memang sebagian besar cerita tidak bisa saya share sembarangan.

Hari sabtu lalu saya bertemu dengan salah seorang sahabat saya, Koebil. Walaupun dalam beberapa waktu saya sudah sempat cerita via sms, telepon, ataupun bbm, tetap saja sensasinya akan berbeda jika bercerita secara face to face. Dan saya memang tipe orang yang lebih suka curhat secara face to face.  Nah diantara curhatan kami, saya sempat tanya kenapa dia memasang status "Expecto Patronum!".

Untuk fans-nya Harry Potter, mantra ini mungkin tidak asing lagi.  Tapi untuk yang bukan fans-nya Harry Potter, Expecto Patronum adalah mantra untuk penangkal bahkan mengusir Dementor, si pengisap kebahagiaan dan jiwa.  Jadi saat Dementor bersiap mengisap kebahagiaan dan jiwa kita, kita perlu membuat perisai yang disebut Patronus.  Si mantra Expecto Patronum digunakan untuk menciptakan' Patronus.  Patronus sendiri disini adalah kekuatan positif seperti rasa senang dan harapan, yang akan terbentuk jika kita memikirkan hal-hal yang membahagiakan/menyenangkan.

Nah karena saya memang lagi lumayan down, sahabat saya ini menghibur saya "Temukan Patronus lu dan gunakan... Jangan biarkan 'Dementor' dalam bentuk apapun itu 'menggerogoti' jiwa dan kebahagiaan lu".  Well Bil, I really thought about it.  After going through the deep thinking process, I finally found my Patronus. Here are some of them...

1. My Beloved Family

2. My Soulsisters

3. My STers

4. The Piranhas & Best Friends @Office
5. d'Ciks

6. My 'A few Good Men'
Hehehe yang ini tak bergambar ya karena takut menimbulkan 'huru-hara'...mengingat senang sedih bersama my 'a few good men' sudah mampu membuat saya nyengir :D...

For my Patronus...thank you for making my life brighter....:D

Friday, June 8, 2012

Efek Samping

Beberapa efek samping saat saya melapar, bad mood, atau pusing dengan kerjaan...

Efek Samping Melapar (+mengantuk) #1
Suatu siang di Rumah Makan...
Waitress : "Mau mesen apa mba?"
Saya        : "Mie goreng Aceh"
Waitress : "Minumnya?"
Saya        : "Teh manis ngga pake manis ya"
Waitress : *bengong*
Setelah beberapa saat sama-sama diam, saya tersadar *tepok jidad*
Saya        : "hehehe maksudnya ngga pake es" *sambil cengengesan*

Efek Samping Bad Mood #1
Jika dikantor....
Ambil earphone - pasang di laptop - cari playlist Linkin' Park, Muse, Fort Minor, Green Day, Bon Jovi, Paramore - klik 'play' - volume setting 70% - tidak peduli lingkungan >:)

Efek Samping Bad Mood #2
Jika dirumah...
Pasang di MP3 Player masih playlist yang sama: Linkin' Park, Muse, Fort Minor, Green Day, Bon Jovi, Paramore - klik 'play' -  volume setting 90% - kadang-kadang sambil 'latihan' vokal dan bahasa Inggris >:)...maaf ya tetangga2ku...

Efek Samping Pusing Dengan Kerjaan #1
Looking for some new distractions...such as disturb people around me >:)...

* ngecap-ngecapin stamp kantor ke tangan-tangan orang....sama seperti kalau mau masuk dufan...hehehe....






 *taking some random candid photo








*kidnapping and 'torturing' my teams's pet dolls




Wednesday, May 30, 2012

Benny & Mice

Duh ini nih strip komik yang wajib dibaca setiap minggu di Kompas...dulu masih rajin gunting-guntingin trus bikin klipingnya (eh tuh kliping kemana ya?...jadi ingat)...Nah mumpung Echa ngadain kuis berhadiah buku n diantaranya adalah komik Benny & Mice...langsung deh nulis ini...
Echaaaaaa...aku mau yaaaa Benny Mice yang dari Presiden ke Presiden dan yang no. 15 juga...hahaha maruk...*ngacung tinggi-tinggi*
Terima Kasih Echa...yakin deh bakal dijaga baik-baik...Secara booklover juga...*hugs*

Sunday, May 27, 2012

Kemudahan yang tidak 'mudah'

Hari Jum'at 25 Mei 2012 ba'da magrib atau sudah masuk 5 Rajab 1433 H, keluarga besar saya berduka.  Kakak laki-laki papa saya a.k.a Pak Tuo saya meninggal dunia.  Inna lillahi wa inna ilaihi raji'un.

Pak tuo saya ini adalah satu-satunya pak tuo dari keluarga inti yang saya kenal.  Papa dan mama saya datang dari keluarga besar, hanya karena mama saya anak sulung jadi saya tidak punya pak Tuo dari pihak mama.  Nah karena papa saya anak bungsu dari 14 bersaudara (hehehe keluarga besaaar sekali), saya seharusnya punya banyak pak tuo dan mak tuo.  Hanya sebagian besar dari mereka sudah almarhum di saat saya masih lucu-lucunya (baca: masih balita) sehingga saya tidak sempat mengenal mereka. Pak tuo ini lah yang saya kenal.  Oleh karena itu, kepergian beliau yang begitu mendadak begitu mengejutkan saya dan semua orang.  

Ya begitu mengejutkan dan membuat kami sedih.  Namun bukan itu yang membuat kami menangis terharu.  Kepergian beliau yang tidak menyakitkan dan tidak menyusahkanlah yang membuat kami terharu.

Tidak menyakitkan
Kita yang masih hidup tidak akan pernah tahu bagaimana rasanya sakaratul maut.  Hanya saja gambaran menyakitkannya sakaratul maut pernah saya baca dibeberapa kisah dalam kitab saya, Al-Qur'an, dan pernah juga saya saksikan beberapa kali.  Kepergian pak Tuo saya ini, oleh beberapa kerabat disebutkan sebagai proses yang tidak menyakitkan (Hanya Tuhan yang tahu kebenarannya).  Beliau Jum'at sore itu sedang mengantri di Dokter untuk MedCheck.  Masih sempat mengobrol dengan beberapa pasien di ruang tunggu.  Kemudian beliau tiba-tiba merasa mengantuk dan berpesan kepada cucunya yang mengantar jika beliau ingin tidur sebentar dan minta dibangunkan jika nomor antriannya dipanggil.  Beliau meninggal dalam tidur dan sangat tenang sekali.

Tidak menyusahkan
Walaupun dalam setiap prosesi pemakaman pastilah terjadi kesibukan, saya yakin sebagian besar orang-orang yang membantu pastilah ikhlas dan tidak merasa disusahkan.  Nah yang saya maksud disini adalah prosesi pemakaman pak tuo saya ini memang tetap sibuk, namun sebagian besar urusan sudah diurus oleh pak Tuo saya.  Kok bisa? Itu lah yang membuat keluarga besar kami terharu.  Beliau ternyata sudah jauh-jauh hari memesan kapling makam dan 'menabung' di paguyuban perumahan untuk prosesi pemakaman (kain kafan, keranda, dll).  Dan jam-jam terakhir kehidupan, beliau bersih-bersih dan merapihkan rumah.  Sehingga saat jenazah beliau sampai dirumah, keluarga tidak lagi disibukkan membersihkan rumah.  Benar-benar tidak mernyusahkan orang-orang yang ditinggalkan, apalagi mak tuo saya memang lagi sakit.

Duh saya benar-benar speechless kemarin saat mendengar kisah ini.  Subhanallah keindahan dan kemudahan yang Allah persiapkan diakhir kehidupan beliau.  Tidak semua hamba-Nya akan mendapatkan privilege seperti ini. Kemudahan yang tidak 'mudah'.

Ada satu hutang janji beliau pada saya yang saya masih ingat.  Janji itu dibuat beliau saat saya masih umur sekitar 5 tahun.  Karena waktu itu saya nangis meraung-raung sampai mama dan papa saya give up (saya lupa saya nangis karena apa), beliau menenangkan saya dengan menjanjikan akan memberikan saya seekor monyet kecil dan saya pun berhenti menangis.  Waktu saya kecil setiap kali ketemu beliau pasti saya tagih, tapi beliau ngeles dan saya akhirnya berhenti menagih.  Pak tuo, saya sudah ikhlaskan janji itu jadi beristirahatlah dengan tenang.  

Selamat jalan Pak tuo :'(

Tuesday, May 15, 2012

Kumis Kucing


Ini bukan cerita tentang tanaman kumis kucing ya, tapi benar-benar tentang kumisnya si kucing :D.

Beberapa waktu yang lalu teman saya semasa SMA memasang status di profile BB-nya, kurang lebih bunyinya seperti ini " seperti kucing kehilangan kumisnya".  Saya penasaran kenapa dia pasang status separti itu. Dia bercerita bahwa seberapapun lebar sebuah pintu, dia sering sekali kepentok seolah tak bisa mengetahui lebar pintu itu. Persis kayak kucing yang kehilangan kumis, begitu katanya.

Hmm saya jadi teringat kisah saya sendiri tentang kumis kucing. Jadi jaman kost di Bogor, di kost saya ada beberapa ekor kucing.  Mulai kucing berbulu kuning keemasan peliharaan seorang tetangga kamar bernama Stevie sampai kucing buluk yang tidak bernama, sering mampir ke kost karena ngecengin si Stevie atau karena mencari peruntungan siapa tahu ada yang kasihan dan memberi makan saat mereka mengeong memelas.

Nah cerita dimulai saat suatu hari, saya pulang cepat karena kebetulan di hari itu cuma ada 1 kuliah pagi.  Karena malas keluar lagi, maka pulang dari kampus saya sekalian beli makan siang yang terdiri dari nasi, ayam bakar, dan sayur bayam.  Waktu menunjukkan jam 11 siang ketika saya tiba di kost, karena belum lapar, saya ke kamar untuk ganti baju dan menaruh makan siang yang sudah saya beli di atas meja belajar lalu ke ruang tengah untuk nonton TV. Kira-kira setengah jam kemudian, cacing-cacing di perut saya yang langsing *saat itu* mulai berdemo.  Saya pun melangkah ke dapur untuk mengambil piring dan sendok lalu ke kamar untuk mengambil makan siang saya.

Tapi begitu buka pintu kamar, saya langsung murka berat saat menemukan bungkusan makan siang sudah tercabik-cabik, nasi berceceran, air sayur bayem sudah meleber dan AYAM BAKAR SAYA HILAAAANG. Aaaaarrrrrrggghhh dan saya menemukan si pelaku, kucing gembul berbulu abu-abu, sedang asyiknya menikmati ayam bakar saya diatas tempat tidur (>o<).  Serta merta saya mengambil sapu dari balik pintu.  Si gembul menyadari adanya ancaman, dengan sigap kabur membawa ayam bakar saya lewat jendela kamar dan meninggalkan saya yang nelangsa.  Sudah kelaparan, makan siang ga bisa dimakan lagi plus harus beres-beres kamar pula (T_T).

Intinya saya dendam membara lah sama si gembul dan beberapa kemudian saya melihat dia sedang leyeh-leyeh tanpa merasa berdosa di karpet ruang TV.  Memasang muka sok imut dan tidak bersalah saat melihat saya lewat. Saya masih sebel banget dan saking sebelnya saya nyamperin si gembul sambil bawa gunting.  Kali ini si gembul lengah, saya berhasil nangkap dia dan 'kres kres'.  Saya sukses dong motong kumisnya si Gembul sampai habis.  Saya ketawa cekikikan liat tampangnya tanpa kumis panjangnya dan tampak kebingungan.  Saya turunkan si gembul dari gendongan saya ke lantai. 

Nah kejadian selanjutnya bikin saya panik.  Begitu saya letakkan di lantai, si gembul sempat berdiri tegak sejenak kemudian 'bruuuuk'.  Si gembul PINGSAAAN. Yuup baru kali ini saya lihat kucing pingsan. Saya panik. Saya goyang-goyangin badannya, gak bangun juga. Saya tarik-tarik ekornya, tetap diam tak bergeming.  Saya mulai melakukan some stupid things seperti ngecek nafasnya si gembul dengan meletakkan jari saya di depan hidungnya.  Saya sempat putus asa hingga akhirnya salah seorang teman kost saya, yang kebetulan adalah mahasiswa kedokteran hewan, pulang.  Saya ceritakan kronologisnya DAN saya diomelin habis-habisan :'(.

Dari temen saya yang calon dokter hewan *dulu*, saya tahu bahwa ternyata kumis kucing merupakan salah satu pusat syaraf dari kucing yang beberapa fungsinya adalah untuk keseimbangan dan mengukur lebar jalan yang bisa dilaluinya. Oooo pantesan si gembul pingsan *tepok jidad*. Saya merasa sangat bersalah dan menyesal. Hiks tapi mau bagaimana lagi.  Si teman saya ini setelah puas ngomelin saya dan tampaknya mulai kasihan dengan saya, diapun menenangkan saya dengan menyebutkan kemungkinan besar si gembul hanya pingsan. Dan benar saja, beberapa saat kemudian si gembul mulai membuka matanya dan mengeong lemah. Saking senangnya, saya peluk si gembul. Alhamdulillah si gembul itu kucing yang pemaaf.  Sebagai permintaan maaf, saya pun bertekad 'mengurus' si gembul sampai kumis-kumisnya tumbuh. Karena tingkahnya yang kadang menyebalkan dan kadang menghibur, akhirnya si gembul menjadi peliharaan saya yang tidak resmi yang saya panggil Bulbu aka gemBul abu-abu.

Hmm jadi kangen sama Bulbu....tapi Bulbu ngga berumur lama jadi peliharaan saya. Tapi suer kali ini bukan karena saya ya yang nakal, tapi Bulbunya sendiri yang teledor menyebrang jalan tanpa menoleh kanan kiri padahal depan kost saya itu jalan raya lintas propinsi.

Pokoke dengan sharing cerita ini, saya hanya ingin pesen kepada blogger jangan nakal-nakal ya sama kucing apalagi sampai 'mencukur' habis kumis kucing walaupun senakal-nakalnya kucing itu. Si BulBu cuma pingsan efek setelah pencukuran kumisnya, entahlah efek pada kucing lain :'(.  Untuk baca informasi yang lengkap tentang kumis kucing, silakan baca ini juga ya.

Monday, April 30, 2012

Kompor

Suatu hari menjelang makan siang di ruangan kerja saya, beberapa member dari The Piranhas sedang duduk manis bekerja bersama di meja oval kesayangan kami.
"Makan yuk" Ajak saya yang sudah kelaparan.
"Kita sedang diet nih" Jawab Duti "dan sudah pesen paket buah sampe minggu depan".
Saya memandang skeptis wajah-wajah The Piranhas "Yakin?"
Mereka mengangguk mantap.
"Hmm padahal kayaknya enak nih lapar-lapar kayak gini makan nasi padang"Komentar saya sambil lalu sambil mengedarkan pandangan melihat perubahan raut wajah  The Piranhas.
"coba deh bayangin nasi yang masih hangat mengepul kemudian dibanjur kuah terus pake ayam panggang, pake cabe ijo n dikasih bumbu rendang....hmmm nyam nyam" ujar saya sambil ngecap-ngecap. Saya mulai senyum-senyum melihat setitik keraguan di wajah  The Piranhas.
"udah ah lapar, yuk Sis" kata saya sambil mengajak Kakak pertama untuk makan siang, satu-satunya member  The Piranhas yang gak diet. Dan pergilah saya bersama si kakak untuk makan siang meninggalkan  The Piranhas yang lagi diet dan mulai mengupas buah pir.
Kira-kira 45 menit lewat, saya kembali ke ruangan bersama si kakak.   The Piranhas dalam kondisi adem ayem dengan posisi duduk yang relatif sama saat saya pergi tadi.  Lalu saya lihat paket buah yang ada di meja relatif masih cukup banyak.
Hmm mencurigakan, apalagi jam sudah menunjukkan jam 1 siang saat  The Piranhas mulai meng'ganas'. Tapi kemudian saya ketawa ngakak saat melihat tempat sampah di ruangan.  Ternyata ada bekas bungkusan nasi padang. Yesss komporan saya sukses walaupun beberapa member  The Piranhas ngakunya hanya makan 1/4 porsi. Hehehehe :D

Friday, March 30, 2012

Nasib si Kebo

Suatu sore saya ber-bbm-ria dengan salah seorang sahabat.  Intinya saya menceritakan kegiatan saya hari ini yang baru bangun sekitar jam 11 siang, terus setelah mandi dan makan siang saya tertidur lagi [Baru kali ini juga saya seperti ini karena kelelahan sangat :(.. ].  Eh si sahabat saya ini langsung komentar "dasar kebo". Deg...kasihan banget kebo disama-samain dengan saya...qiqiqiqi ;p

Nah gara-gara ini nih saya penasaran (dan berempati juga dengan si Kebo), kenapa sih orang yang kebanyakan tidur a.k.a molor sering disebut kebo?  oh iya buat yang belum tahu, kebo itu kan bahasa slang untuk kerbau ya. Padahal kalau yang saya tahu, kerbau itu pekerja keras lho.  Apa lagi kerbau di Indonesia, walaupun badannya genduk dan montok, dia adalah tipe pekerja.  Mulai membantu petani membajak lahannya sampai dengan menjadi alat transportasi dengan membantu menarik pedati.  Jam tidur normalnya sih kayaknya ya selepas magrib hingga pagi hari berikutnya.  Normal lah untuk hewan-hewan pekerja. Malah ada hewan-hewan yang menurut saya lebih cocok untuk mewakili tukang tidur, seperti beruang yang suka ber-hibernasi. Kasihan sekali si Kebo ini kalau di'fitnah' mirip kelakuan saya dihari itu ;p.  

Ada lagi nih yang membuat saya kembali penasaran dan berempati pada si Kebo.  Tahu kan istilah Kumpul Kebo? itu lho istilah untuk pasangan yang tinggal bersama tanpa adanya ikatan pernikahan yang resmi.  Kenapa ya disebut kumpul kebo? Padahal kan tidak hanya si Kebo saja yang hobby berkumpul, rasanya rata-rata hewan ya memang begitu kelakuannya.  Tetapi kenapa hanya kebo yang jadi 'terkenal'.

Hehehe iseng banget ya saya membahas nasib si Kebo ini.  Tapi serius, sampai saat ini saya penasaran sekali.  Dan topik iseng-iseng ini pernah saya lontarkan pada saat ngobrol ringan dengan beberapa teman, tapi mereka pun tidak tahu kenapa nasib si Kebo ini begitu malang dengan adanya 'fitnah-fitnah' itu.  Ada yang iseng mau bantu memusnahkan rasa penasaran saya? :D