Thursday, February 16, 2012

When enough is enough…

Life is about choices. Your life is about you. No one knows what is fit for you except yourself. People around you can only provide some advices and inputs to help you decide it. Your life is determined by yourself. You decide when enough is enough and when you have to move on to another experience...

Tuesday, February 14, 2012

Aura negatif...

Aura negatif yang akan saya maksud disini bukan tentang aura yang ini ya...tapi itu hanya istilah iseng-iseng saya saja untuk orang-orang disekitar saya yang memberi 'dampak' negatif ke diri saya sehingga saya akan sebisa mungkin menghindari orang tersebut sampai waktu yang tidak terbatas supaya saya tidak lelah jiwa raga ;p... Hmm orang-orang seperti apa yang saya anggap ber-aura negatif dan kenapa saya menghindarinya, nih dia diantaranya...
  1. Yelper....Orang yang sering mengeluh seolah orang termalang di dunia... heiiii makanya jangan selalu 'melihat' ke atas, tapi tengok juga ke bawah....Orang-orang kayak begini suka bikin saya gemes dan lemes, duh jadi orang kok tidak mensyukuri apa yang sudah diberikan Tuhan kepadanya ya?...*whew*
  2. Grumbler...Orang yang sering memberi komentar negatif terhadap sesuatu namun masih mau 'terikat' dengan sesuatu itu...helloooo kalau memang tidak suka ya sudah 'lepaskan', seperti orang yang bilang ngga enak tapi dimakan sampe ludes dan bersih hehehe...saya suka sebal sama orang kayak gini, orang-orang seperti ini nih biasanya akan menyebarkan dan menularkan aura negatif ke orang-orang sekitarnya...really destructive so lebih baik kita hindari saja...
  3. Spice person...Orang yang suka 'membumbui' informasi yang sampai kepada dirinya sebelum disampaikan kepada orang lain...Nah orang-orang kayak gini nih yang berpotensi menimbulkan huru hara karena belum tentu 'bumbu' yang ditambahkan bikin 'enak' informasi tersebut...*whew lagi karena baru ngerasain kejadian yang ngga menyenangkan karena spice person inih*
  4. Narsis akut...Orang yang seluruh pembicaraanya adalah tentang dirinya...whoaaaa mending saya menghindari orang kayak gini...bisa-bisa saya kehilangan kemampuan 'mendengar' saya..
  5. Go-No-Go person...Orang yang minta saran kita untuk mengatasi permasalahannya yang sama dan untuk kesekian kalinya terulang...namun setelah kita memberi saran, saran kita dianggap angin lalu dan kesalahannya terulang kembali terus mendatangi kita sambil ber-mellow-ria untuk minta saran lagi...aaah lelah jiwa raga deh menghadapi orang kayak gini...
Hehe dengan sharing tulisan ini...bukan berarti saya memproklamirkan kalau saya adalah a better person jika dibandingkan orang-orang diatas...mungkin saja saya adalah tipe orang yang dihindari orang lain karena beberapa sifat jelek saya ;p... yang saya ingin sharing disini adalah yuuk kita selalu introspeksi diri agar kita mendatangkan aura positif untuk orang-orang disekitar kita... dan jangan takut atau marah kalau ada orang lain yang memberikan kritik untuk kita...itu kan karena mereka sayang kita...

Let's be positive...

Thursday, February 9, 2012

Ah Anggap Saja Aku Tak Ada…

Dianggap tidak ada ternyata AMAT SANGAT TIDAK menyenangkan. Saya bukan penyendiri tapi tidak keberatan jika harus beraktivitas tanpa teman alias sendiri saja. Tapi selama ada yang menemani rasanya lebih menyenangkan karena ada teman ngobrol, minta pendapat dan ada teman mati gaya. Hanya saja ada satu hal yang membuat saya lebih suka jalan sendiri dari pada ada teman tapi keberadaannya hanya sebatas fisik saja sementara pikiran dan jiwanya tidak ada.

Terdengar egois mungkin, tapi saya merasa waktu kebersamaan terutama dengan orang-orang tertentu sangat berharga. Tidak setiap saat bisa bertemu makanya saat bertemu dengan mereka, saya berusaha fokus pada mereka. Membalas sms, bbm, atau telepon dari orang lain sih tidak masalah asalkan tidak terlalu lama dan jika itu memang sangat penting. Yang menjadi masalah dan terasa menyebalkan adalah saat kita diabaikan karena orang yang bersama kita sedang asyik sendiri dengan dunia ‘lain’-nya. Kalau sudah seperti itu, saya biasanya memilih membiarkan mereka dengan dunia ‘lain’nya itu dan saya ‘melaju’ sendiri. Saya tidak menyalahkan teknologi karena teknologi memungkinkan dan mempermudah kita untuk bersilaturahmi dengan kerabat dan teman yang jauh secara lokasi. Tapi jangan sampai membuat yang dekat merasa ‘jauh’.

Saya tidak berhak memberi nasihat kepada yang sudah terbiasa dengan hal itu, tapi saya merasa berhak untuk dihargai keberadaan saya karena saya sudah mengeluarkan upaya untuk ‘hadir’. Jika memang tidak membutuhkan kehadiran saya, tinggal bilang saja hingga kita cukup berada di dunia yang ‘lain’ itu. Hehehe terdengar seram ya…Tapi menurut saya memang menyeramkam membayangkan jika suatu saat semua orang memutuskan berkomunikasi hanya dengan bantuan teknologi (baca gadget). ‘Sepi’ sekali.

Monday, February 6, 2012

The Short Story About Nails…

Tiba-tiba malam ini ingat cerita pendek yang pernah di-share seorang teman di email. Hmm kurang lebih seperti ini…

Alkisah ada seorang anak laki-laki bernama Robert, yang sangat suka marah-marah dan berkata kasar ketika marah. Ayahnya sangat prihatin dan berfikir bagaimana untuk menghadapi sikap Robert. Suatu hari sang ayah memanggil Robert dan memberikan sekantong paku beserta palunya.

“Kalau kau marah, jangan lampiaskan kemarahanmu kepada orang lain tapi lampiaskan lah dengan memaku paku ini di kayu itu”Kata sang ayah sambil menunjuk batang kayu polos di belakang rumah mereka. Robert mengangguk dan tidak berani membantah.

Semenjak hari itu, setiap kali marah maka Robert memaku satu paku ke batang kayu. Pada awalnya dia memaku hingga lebih dari 5 kali sehari namun lama kelamaan frekuensi itu menurun hingga akhirnya sudah sangat jarang sekali. Sang ayah memperhatikan perubahan itu.

Suatu hari sang ayah memanggil Robert kembali.
“Kenapa sudah lama sekali kamu tidak lagi memaku batang itu?”Tanya sang Ayah.
“Ternyata sangat melelahkan ayah, jadi aku memilih untuk tidak marah-marah lagi karena aku pikir marah-marah sangat membuang energiku jadi lebih baik aku menyalurkan energiku untuk hal lain yg lebih menyenangkan”Jawab Robert. 
Sang Ayah tersenyum puas.”Nah gitu dong”
Sang Ayah kemudian mengajak Robert ke batang kayu yg sekarang penuh dengan paku. 
“Sekarang Ayah ingin kamu mencopot semua paku yang ada di batang ini”Kata sang ayah.
Walau dengan heran, Robert mengikuti perintah ayahnya. 
Setelah seluruh paku dicabut, sang ayah kembali bertanya “Menurut kamu, apakah batang pohon ini sama dengan batang pohon yang dulu?”
“Tentu saja berbeda, Ayah”
“Oh ya? Kan sama saja. Sekarang sama sekali tidak ada paku yang menancap di batang ini. Sama seperti dulu”Ujar ayahnya.
“Tapi ayah, batang ini sudah penuh dengan bolongan paku”
“Ya kamu betul sekali anakku, ini sama seperti saat kita ‘menancapkan paku’ dihati orang, kita menyakitinya. Walaupun sudah meminta maaf dan sudah dimaafkan namun tetap saja tidak seperti sedia kala.”
Robert mengerutkan keningnya.
“Maksud ayah, pikirkanlah setiap omongan dan tingkah laku kita sebelum kita berkata dan bertindak agar kita tidak menyakiti orang lain”.
Robert termenung.

Begitu juga saya saat mengingat kembali cerita ini. Ah mudah sekali saya melupakan hal yang sepenting ini.
Saat emosi mengendalikan diri dan setan mencengkram jiwa, kita memang sering kali lupa bahwa kita bisa menyakiti orang lain dan hal itu akan kita sesali dikemudian hari. Itu yang terjadi pada saya.
Saya sering kali lupa beristigfar kala emosi. Astagfirullah, Ya Allah hindarkanlah hamba-Mu ini dari tutur kata dan perilaku yang dapat menyakiti orang lain. Berikanlah lebih banyak kesabaran dan tenangkanlah hati hamba. Amin. 
I’m truly sorry, didn’t mean to hurt you and make you cry.
Ah penyesalan selalu datang belakangan.

Tuesday, January 31, 2012

Kisah Tentang Lagu SENDIRI

Selalu ada kisah lucu bin ajaib kalo bersama the Piranhas. Alkisah disuatu jum’at malam sedang hangout bersama The Piranhas di 7 eleven Kebon Sirih. Ngobrol ngalor ngidul, ketawa2 dan cela2an. Lalu sekitar jam 8 malam, ada Indie Band yg perform. Kami dengerin lagunya. Hmmm lumayan enak, lalu bertanyalah Mama Garong (one of The Piranhas' member) “Ini lagu apa ya?”
Saya jawab ” Lagu sendiri kali”
Mama Garong  mengangguk-angguk dan menerima jawaban saya dengan polosnya “Oh lagu Sendiri”
Langsunglah si Kakak  (also one of The Piranhas' member) ngakak. Ohlala ada miskom. Saya jawab “lagu sendiri” maksudnya adalah saya tidak tahu judul lagu yang sedang dibawakan si band itu dan berasumsi itu adalah lagu ciptaan mereka SENDIRI. Sementara  Mama Garong mengira judul dari lagu itu adalah SENDIRI. 
Hehehe ada ada aja…what a nice friday night with the piranhas…thanks guys…

Monday, January 30, 2012

Sunday, January 29, 2012

Tentang The Piranhas


Ini bukan mau cerita tentang ikan piranha ya...Tahu kan ya apa itu ikan piranha? itu lho ikan air tawar omnivora yang banyak hidup di sungai-sungai di Amerika Selatan, yang paling terkenal sih sungai Amazon.  Biasanya digambarkan sebagai ikan yang menyeramkan dan berbahaya dengan gigi yang runcing...hmm ikan punya gigi ya??? *thinking dot com*....haha jadi ngelantur padahal tadi tulis diawal bukan mau cerita tentang ikan piranha...

Ok The piranhas yang mau saya ceritakan ini tidak menyeramkan...tapi itu menurut saya lho... Mereka itu bukan pula girls band or boys band yang lagi menjamur akhir-akhir ini...Mereka itu teman-teman kerja saya yang manis-manis kalau sedang bekerja (tolong di-bold-dan-di-underline ya kata bekerja)...hehehe

Kenapa disebut The piranhas?
Di ruangan kerja kami selalu ada saja 1 buah meja yang di'angkat' jadi meja 'makan'.  Dulu di ruang kantor lama yang benar-benar gang senggol (karena padatnya penduduk tidak sebanding dengan luas ruangan) ada sebuah meja kecil berukuran 50 x 50 cm yang selalu dipenuhi cemilan ringan sampai berat dan menjadi tempat penimbunan sementara bungkusan makan siang sebelum berpindah ke meja masing-masing pemesan.  Nah semenjak pindah ke ruang kantor baru, kami berlega hati karena punya meja besar yang letaknya di tengah-tengah ruangan.  Meja oval itu sebenarnya sih diletakkan di ruangan kami sebagai meja untuk meeting dan preparation, tapi tampaknya si Meja harus pasrah sesekali beralih 'profesi' sebagai meja makan dan makanan.

Ok kita lanjutkan tentang nasib si Meja lain waktu saja, kembali tentang the Piranhas.  Rasanya sebutan itu muncul dengan sendirinya...kenapa piranha? Hmmm sudah pernah menyaksikan piranha di film-film saat 'menikmati' mangsanya...begitu cepat ludes dan kadang-kadang tak bersisa selain tulang berulang...Nah itu lah kenapa makhluk-makhluk penghuni seruangan saya itu disebut piranha... Cemilan dan makanan berat yang ada di atas meja rasanya tidak pernah bertahan cukup lama... Jika ada cemilan dan makanan berat yang teronggok dengan pasrah di atas si Meja, berarti ada 4 kemungkinan yaitu:

  1. Sudah ada yang mengclaimnya sebagai hak milik (cara claim-nya macam-macam diantaranya memberi label nama, cap gigi berupa gigitan :p, cap kasat mata yg menjebak berupa jilatan *whew*, bentuk cemilan/makanan yang tiba-tiba aneh karena di cowel disana-sini...
  2. Rasanya tidak sesuai selera... walaupun begitu, kalau tidak ada pilihan lain biasanya sih rasa menjadi nomor ke sekian dan si cemilan dan makanan itu pun akan ludes secara perlahan ;p...
  3. The piranhas sedang dalam kondisi kenyang sekali....hehehe biasanya sih kalau baru saja makan 'berat'...tapi tetap saja untuk beberapa cemilan tertentu tetap akan ludes seketika ...hehehe
  4. The piranhas sedang puasa...nah si Meja akan bersih di bulan ramadhan dan kadang-kadang di hari senin dan kamis...
Kalau sudah membaca cerita diatas pembaca menduga the piranhas yang gembul-gembul itu pasti 'berisi'....hehehe hanya sebagian kecil saja, lainnya 'menipu' ...Penasaran? Main saja ke ruang kerja saya... Jangan lupa bawa oleh-oleh untuk the Piranhas, pasti nanti mereka akan menyambut dengan meriah :D.... 

Monday, January 16, 2012

Kisah si Mimi Hitam


Untuk pembaca komik donal bebek, pasti tahu siapa musuh bubuyutannya paman Gober selain gerombolan si berat. Yup betul, dia adalah si Mimi hitam atau nama ‘asli’nya Magica De Spell, di Italia dia dipanggil Amelia, atau Miss Tick bila di Prancis, Gundel Gaukeley bila di Jerman, dan Zwarte Magica di Belanda. Halah kenapa jadi melantur ya. Hmm ada apakah dengan si Mimi Hitam ini? Sebenarnya gak ada apa-apa sih…xixixixi jadi bingung kan…maaf pembaca, bukan maksud hati untuk melantur dan membingungkan…
Jadi alkisah *dongeng mode on*, di dekat kantor saya ada seorang bapak tua tukang tambal ban dengan modal seadanya.  Hanya bermodal sepeda tuanya, pompa ban manual yang sederhana, ember berisi air keruh, dan tas pinggang kumalnya.  Setiap sore saat berjalan kaki pulang kerja saya pasti bertemu dia. Dulu sekali, saya suka bertanya-tanya “memangnya kalau dia nongkrong disini bakal ada yang pakai jasanya dia ya?”.  Eh ternyata ada saja lho, paling tidak hanya sesekali saya melihat dia tanpa pelanggan. Alhamdulillah memang rejekinya dia kali ya di sini.  Tidak sekalipun saya pernah berburuk-sangka pada si bapak.
Nah pada suatu sore saya tahu kenyataannya. Ternyata si bapak tua tukang tambal ban itu tidak seperti bayangan saya.  Teman kantor saya bercerita kalau oleh beberapa teman dia dijuluki Mimi hitam. Lalu saya bilang ” ih kok pada jahat sih”.  Dan berceritalah teman saya kalau si Bapak selain secara penampakan memang agak mirip Mimi Hitam (karena selalu memakai baju hitam dan berambut gondrong serta suka menggerutu), katanya juga licik.  Ternyata dia menyebarkan ranjau paku di jalan sebelum tempat dia mangkal, sehingga bagi pengandara motor yang terkena ranjau itu pasti akan menggunakan jasanya. Saya masih tidak percaya “ah jangan fitnah”.  Teman saya meyakinkan saya “Beneran, kan si A (salah seorang teman kantor saya) pernah kena.  Ban motornya kempes kena ranjau paku di pengkolan jalan dekat kantor dan di kasih tahu satpam bahwa itu adalah karena ulah si Bapak dan pernah dipergoki oleh satpam. Lalu saya bilang “Kok tidak ditegur?”. Kata teman saya itu mungkin satpam itu sungkan dan gak enak karena bisa menghilangkan lahan kerjanya si bapak.
Duh saya jadi sedih dan miris begitu tahu cerita itu.  Tapi memang si Bapak ini hanyalah satu dari banyak orang yang menghalalkan segala cara untuk mendapatkan uang untuk sesuap nasi.  Kadang saya bertanya-tanya “kenapa ya mereka bisa melakukan itu? sebegitu putus asa kah?”.  Di agama saya diajarkan untuk selalu meyakini bahwa segala sesuatu termasuk rejeki sudah diatur oleh Tuhan, tidak mungkin tertukar antara satu hamba dengan hambaNya yang lain.  Dengan begitu kita selalu ikhlas menerima segala sesuatunya.  Namun demikian, bukan berarti harus pasrah selalu dan hanya menunggu, kita tetap berusaha (tentu saja dengan cara yang halal) dan tidak lupa berdo’a. Toh harta hanya bisa dinikmati di dunia.
Ah semoga si Bapak Mimi Hitam ini segera ‘tercerahkan’ hatinya dan mendapatkan rejeki lain yang halal.

Sunday, January 15, 2012

Tentang “UP”

Saat semua teman-teman saya heboh kalau film UP akan segera tayang, saya cuma komentar (dalam hati  nih) “Ah another animation movie”.  Saat teman-teman saya berbondong-bondong *lebay mode on* ke bioskop untuk menonton film ini, saya juga masih belum tergerak untuk menonton film ini. “Ah paling sama aja dengan film animasi lainnya”.  Sampai film ini tidak tayang lagi di bioskop, sampai gaungnya tidak terlalu nyaring terdengar saya masih juga belum menonton film ini, bahkan sampai saat film ini masuk nominasi Oscar di kategori non-animasi.
Suatu saat saya berjalan-jalan di sebuah pusat perbelanjaan, saya mampir ke toko DVD langganan saya dan memborong beberapa DVD.  Salah satunya adalah UP.  Saya tidak langsung menonton film ini dan malah tergoda menonton DVD Serial TV yang saat itu juga masuk dalam keranjang belanja saya.  Mungkin ada sekitar 1,5 bulan DVD UP tergeletak diantara DVD yang belum saya tonton.  Dan entah mengapa malam ini saya mengambil DVD UP ini dan memainkannya di DVD player saya.
Well.... Di 13 menit pertama film ini saya sudah menarik kotak tissue untuk saya letakkan di dekat saya. Guess what? Ini film animasi yang membuat saya beringus (Baca: menangis tersedu-sedu).  Tidak terlalu banyak dialog di menit-menit awal film ini...lebih banyak ekspresi si tokoh, dalam hal ini Carl dan cinta sejatinya Ellie. Dari setiap ekspresi , saya bisa membaca emosi apa yang mereka rasakan.  Mulai dari pertemuan Si kecil Carl yang pendiam dengan Si kecil Ellie yang bawel.  Lalu kebersamaan mereka dalam sebuah ikatan pernikahan.  Ada senang dan sedih yang mereka lalui bersama.  Hingga gambaran kesedihan Carl saat Ellie meninggal sebelum mereka mewujudkan impian masa kecil mereka untuk berpetualang ke Amerika Utara.  Ah sungguh mengharukan.


Hmm apakah hanya 13 menit pertama saja yang membuat saya terkesan dengan film ini? Menit-menit selanjutnya malah membuat mata saya tidak beranjak dari layar TV.  Makhluk buled yang kadang nyebelin kadang lucu, yup si wilderness explorer Russell, membuat film ini semakin ‘hidup’.  Kebersamaan mereka yang tidak disengaja dan direncanakan ternyata berbuah persahabatan yang unik dan lagi-lagi mengharukan.  Belum lagi kemunculan makhluk ajaib, burung onta dengan bulu berwarna-warni yang suka coklat dan dinamai Kevin oleh Russell (padahal betina lho dan fakta ini baru diketahui Russell belakangan). Lalu muncul juga gerombolan anjing-anjing yang bisa bicara.  Woaaa apa sih yang tidak mungkin di film animasi.  Common thing seperti itu ternyata tidak mengurangi penilaian saya untuk film ini.
Ini nih adegan favorit saya di film UP, adegannya di menit ke 35.  Ini pas adegan Russell mengeluh kelelahan dan dia pengen ‘ke belakang’.  Saya tertawa terpingkal-pingkal saat Russel merajuk dan menjatuhkan diri ke tanah terus Carl tetap berjalan sehingga tubuh buled Russel terseret.  Carl mencoba menakut-nakuti Russell dengan mengatakan bahwa kalau mereka tidak cepat maka nanti akan ada harimau yang memangsa mereka.  Hmm sayangnya Russell tidak tertipu karena dia tahu di Amerika Utara tidak ada harimau...well smart kid...Akhirnya Carl menyerah dan membiarkan Russell ‘ke belakang’.  Russell pun langsung bersemangat.  Tahu ngga kenapa dia begitu bersemangat? Karena dia ingin banget merasakan bagaimana sih rasanya ‘ke belakang’ di alam terbuka.  Berbekal sekop dan beberapa lembar daun, dimulailah pengalaman menakjubkan itu...ha..ha.. Kelucuannya tidak hanya berhenti sampai itu.  Saya kembali cekikikan saat mereka mulai berdialog.
Russell: “Mr. Fredricksen, am I supposed to dig the hole before or after?”
Carl:*ekspresi jijay*”None of my concern!”
Lalu Russell teriak lagi...
Russell: “Its before”
Dan Carl langsung memasang ekspresi mau muntah lalu menutup telinganya dan mulai bernyanyi-nyanyi.
Ada banyak adegan indah (versi saya) di film ini.  Ada tentang cinta, tentang kesedihan, tentang kehilangan, tentang persahabatan, tentang Ego, tentang kepolosan, tentang keajaiban, tentang keberanian, tentang impian.  Semuanya lengkap dan sangat ‘hidup' di UP.
Hmm mungkin cerita saya yang terlalu panjang ini membuat bosan siapapun yang membaca tulisan ini tapi mudah-mudahan seperti kata Russell “ That might sounds boring. Sometime it’s the boring stuff I remembere the most”. 
See yaaa my friends....

Saturday, October 22, 2011

Are you sure to become vegetarian will make you slim?

Hehehe ini topik iseng saya dan 4 teman saya saat makan siang tadi. Tidak bermaksud menyinggung golongan manapun dan juga tidak main fisik ya.  Asal muasalnya adalah menu makan siang kami yang sarat dengan protein hewani. Yaa dimulai dengan Chiken Cordon Blue, yang kata salah seorang teman saya after-tastenya seperti makan sabun, lalu ada sapi lada hitam yg alotnya minta ampun. Nah dari si sapi lada hitam ini lah topik vegetarian dimulai. 
Salah seorang teman saya itu bercerita kalau temannya ada yang menjadi vegetarian karena malas mengunyah daging. Hehehe takjublah kami berempat. Ckckckc segitunya ya. Lalu topikpun berpindah haluan ke soal vegetarian. Tiba-tiba dengan amat sangat meyakinkan teman saya itu berkata “Padahal kan jadi vegetarian ga membuat langsing ya, malah sebagian vegetarian itu badannya besar - besar lho”. 
Saya mendengarkan dengan serius. 
Lalu teman saya melanjutkan, masih dengan wajah serius,” Iya lihat saja Sapi” 
Wkwkwkwk langsung tertawa terbahak-bahak lah kami. 
Teman saya masih dengan wajah serius menambahkan lagi”Selain sapi, coba perhatikan juga gajah” 
Teman saya lainnya menambahi “dan juga kuda nil”
Teman saya kemudian melanjutkan lagi “Bandingkan dengan harimau, walaupun makan daging tapi tetap langsing…makanya ada kan ada jenis diet yg disebut tiger diet…So ga usah takut makan daging” 
Hmmm percaya atau tidak dengan obrolan iseng kami, tapi yang pasti sih kami siang tadi tetap memutuskan untuk tidak menjadi vegetarian walaupun badan kami tidak selangsing si tiger.  Dan kami melanjutkan melahap si chiken cordon blue yg ber-after-taste sabun serta mencoba mengunyah sapi lada hitam namun terpaksa menyerah karena berasa seperti mengunyah karet ;p.