Tuesday, January 31, 2012

Kisah Tentang Lagu SENDIRI

Selalu ada kisah lucu bin ajaib kalo bersama the Piranhas. Alkisah disuatu jum’at malam sedang hangout bersama The Piranhas di 7 eleven Kebon Sirih. Ngobrol ngalor ngidul, ketawa2 dan cela2an. Lalu sekitar jam 8 malam, ada Indie Band yg perform. Kami dengerin lagunya. Hmmm lumayan enak, lalu bertanyalah Mama Garong (one of The Piranhas' member) “Ini lagu apa ya?”
Saya jawab ” Lagu sendiri kali”
Mama Garong  mengangguk-angguk dan menerima jawaban saya dengan polosnya “Oh lagu Sendiri”
Langsunglah si Kakak  (also one of The Piranhas' member) ngakak. Ohlala ada miskom. Saya jawab “lagu sendiri” maksudnya adalah saya tidak tahu judul lagu yang sedang dibawakan si band itu dan berasumsi itu adalah lagu ciptaan mereka SENDIRI. Sementara  Mama Garong mengira judul dari lagu itu adalah SENDIRI. 
Hehehe ada ada aja…what a nice friday night with the piranhas…thanks guys…

Monday, January 30, 2012

Sunday, January 29, 2012

Tentang The Piranhas


Ini bukan mau cerita tentang ikan piranha ya...Tahu kan ya apa itu ikan piranha? itu lho ikan air tawar omnivora yang banyak hidup di sungai-sungai di Amerika Selatan, yang paling terkenal sih sungai Amazon.  Biasanya digambarkan sebagai ikan yang menyeramkan dan berbahaya dengan gigi yang runcing...hmm ikan punya gigi ya??? *thinking dot com*....haha jadi ngelantur padahal tadi tulis diawal bukan mau cerita tentang ikan piranha...

Ok The piranhas yang mau saya ceritakan ini tidak menyeramkan...tapi itu menurut saya lho... Mereka itu bukan pula girls band or boys band yang lagi menjamur akhir-akhir ini...Mereka itu teman-teman kerja saya yang manis-manis kalau sedang bekerja (tolong di-bold-dan-di-underline ya kata bekerja)...hehehe

Kenapa disebut The piranhas?
Di ruangan kerja kami selalu ada saja 1 buah meja yang di'angkat' jadi meja 'makan'.  Dulu di ruang kantor lama yang benar-benar gang senggol (karena padatnya penduduk tidak sebanding dengan luas ruangan) ada sebuah meja kecil berukuran 50 x 50 cm yang selalu dipenuhi cemilan ringan sampai berat dan menjadi tempat penimbunan sementara bungkusan makan siang sebelum berpindah ke meja masing-masing pemesan.  Nah semenjak pindah ke ruang kantor baru, kami berlega hati karena punya meja besar yang letaknya di tengah-tengah ruangan.  Meja oval itu sebenarnya sih diletakkan di ruangan kami sebagai meja untuk meeting dan preparation, tapi tampaknya si Meja harus pasrah sesekali beralih 'profesi' sebagai meja makan dan makanan.

Ok kita lanjutkan tentang nasib si Meja lain waktu saja, kembali tentang the Piranhas.  Rasanya sebutan itu muncul dengan sendirinya...kenapa piranha? Hmmm sudah pernah menyaksikan piranha di film-film saat 'menikmati' mangsanya...begitu cepat ludes dan kadang-kadang tak bersisa selain tulang berulang...Nah itu lah kenapa makhluk-makhluk penghuni seruangan saya itu disebut piranha... Cemilan dan makanan berat yang ada di atas meja rasanya tidak pernah bertahan cukup lama... Jika ada cemilan dan makanan berat yang teronggok dengan pasrah di atas si Meja, berarti ada 4 kemungkinan yaitu:

  1. Sudah ada yang mengclaimnya sebagai hak milik (cara claim-nya macam-macam diantaranya memberi label nama, cap gigi berupa gigitan :p, cap kasat mata yg menjebak berupa jilatan *whew*, bentuk cemilan/makanan yang tiba-tiba aneh karena di cowel disana-sini...
  2. Rasanya tidak sesuai selera... walaupun begitu, kalau tidak ada pilihan lain biasanya sih rasa menjadi nomor ke sekian dan si cemilan dan makanan itu pun akan ludes secara perlahan ;p...
  3. The piranhas sedang dalam kondisi kenyang sekali....hehehe biasanya sih kalau baru saja makan 'berat'...tapi tetap saja untuk beberapa cemilan tertentu tetap akan ludes seketika ...hehehe
  4. The piranhas sedang puasa...nah si Meja akan bersih di bulan ramadhan dan kadang-kadang di hari senin dan kamis...
Kalau sudah membaca cerita diatas pembaca menduga the piranhas yang gembul-gembul itu pasti 'berisi'....hehehe hanya sebagian kecil saja, lainnya 'menipu' ...Penasaran? Main saja ke ruang kerja saya... Jangan lupa bawa oleh-oleh untuk the Piranhas, pasti nanti mereka akan menyambut dengan meriah :D.... 

Monday, January 16, 2012

Kisah si Mimi Hitam


Untuk pembaca komik donal bebek, pasti tahu siapa musuh bubuyutannya paman Gober selain gerombolan si berat. Yup betul, dia adalah si Mimi hitam atau nama ‘asli’nya Magica De Spell, di Italia dia dipanggil Amelia, atau Miss Tick bila di Prancis, Gundel Gaukeley bila di Jerman, dan Zwarte Magica di Belanda. Halah kenapa jadi melantur ya. Hmm ada apakah dengan si Mimi Hitam ini? Sebenarnya gak ada apa-apa sih…xixixixi jadi bingung kan…maaf pembaca, bukan maksud hati untuk melantur dan membingungkan…
Jadi alkisah *dongeng mode on*, di dekat kantor saya ada seorang bapak tua tukang tambal ban dengan modal seadanya.  Hanya bermodal sepeda tuanya, pompa ban manual yang sederhana, ember berisi air keruh, dan tas pinggang kumalnya.  Setiap sore saat berjalan kaki pulang kerja saya pasti bertemu dia. Dulu sekali, saya suka bertanya-tanya “memangnya kalau dia nongkrong disini bakal ada yang pakai jasanya dia ya?”.  Eh ternyata ada saja lho, paling tidak hanya sesekali saya melihat dia tanpa pelanggan. Alhamdulillah memang rejekinya dia kali ya di sini.  Tidak sekalipun saya pernah berburuk-sangka pada si bapak.
Nah pada suatu sore saya tahu kenyataannya. Ternyata si bapak tua tukang tambal ban itu tidak seperti bayangan saya.  Teman kantor saya bercerita kalau oleh beberapa teman dia dijuluki Mimi hitam. Lalu saya bilang ” ih kok pada jahat sih”.  Dan berceritalah teman saya kalau si Bapak selain secara penampakan memang agak mirip Mimi Hitam (karena selalu memakai baju hitam dan berambut gondrong serta suka menggerutu), katanya juga licik.  Ternyata dia menyebarkan ranjau paku di jalan sebelum tempat dia mangkal, sehingga bagi pengandara motor yang terkena ranjau itu pasti akan menggunakan jasanya. Saya masih tidak percaya “ah jangan fitnah”.  Teman saya meyakinkan saya “Beneran, kan si A (salah seorang teman kantor saya) pernah kena.  Ban motornya kempes kena ranjau paku di pengkolan jalan dekat kantor dan di kasih tahu satpam bahwa itu adalah karena ulah si Bapak dan pernah dipergoki oleh satpam. Lalu saya bilang “Kok tidak ditegur?”. Kata teman saya itu mungkin satpam itu sungkan dan gak enak karena bisa menghilangkan lahan kerjanya si bapak.
Duh saya jadi sedih dan miris begitu tahu cerita itu.  Tapi memang si Bapak ini hanyalah satu dari banyak orang yang menghalalkan segala cara untuk mendapatkan uang untuk sesuap nasi.  Kadang saya bertanya-tanya “kenapa ya mereka bisa melakukan itu? sebegitu putus asa kah?”.  Di agama saya diajarkan untuk selalu meyakini bahwa segala sesuatu termasuk rejeki sudah diatur oleh Tuhan, tidak mungkin tertukar antara satu hamba dengan hambaNya yang lain.  Dengan begitu kita selalu ikhlas menerima segala sesuatunya.  Namun demikian, bukan berarti harus pasrah selalu dan hanya menunggu, kita tetap berusaha (tentu saja dengan cara yang halal) dan tidak lupa berdo’a. Toh harta hanya bisa dinikmati di dunia.
Ah semoga si Bapak Mimi Hitam ini segera ‘tercerahkan’ hatinya dan mendapatkan rejeki lain yang halal.

Sunday, January 15, 2012

Tentang “UP”

Saat semua teman-teman saya heboh kalau film UP akan segera tayang, saya cuma komentar (dalam hati  nih) “Ah another animation movie”.  Saat teman-teman saya berbondong-bondong *lebay mode on* ke bioskop untuk menonton film ini, saya juga masih belum tergerak untuk menonton film ini. “Ah paling sama aja dengan film animasi lainnya”.  Sampai film ini tidak tayang lagi di bioskop, sampai gaungnya tidak terlalu nyaring terdengar saya masih juga belum menonton film ini, bahkan sampai saat film ini masuk nominasi Oscar di kategori non-animasi.
Suatu saat saya berjalan-jalan di sebuah pusat perbelanjaan, saya mampir ke toko DVD langganan saya dan memborong beberapa DVD.  Salah satunya adalah UP.  Saya tidak langsung menonton film ini dan malah tergoda menonton DVD Serial TV yang saat itu juga masuk dalam keranjang belanja saya.  Mungkin ada sekitar 1,5 bulan DVD UP tergeletak diantara DVD yang belum saya tonton.  Dan entah mengapa malam ini saya mengambil DVD UP ini dan memainkannya di DVD player saya.
Well.... Di 13 menit pertama film ini saya sudah menarik kotak tissue untuk saya letakkan di dekat saya. Guess what? Ini film animasi yang membuat saya beringus (Baca: menangis tersedu-sedu).  Tidak terlalu banyak dialog di menit-menit awal film ini...lebih banyak ekspresi si tokoh, dalam hal ini Carl dan cinta sejatinya Ellie. Dari setiap ekspresi , saya bisa membaca emosi apa yang mereka rasakan.  Mulai dari pertemuan Si kecil Carl yang pendiam dengan Si kecil Ellie yang bawel.  Lalu kebersamaan mereka dalam sebuah ikatan pernikahan.  Ada senang dan sedih yang mereka lalui bersama.  Hingga gambaran kesedihan Carl saat Ellie meninggal sebelum mereka mewujudkan impian masa kecil mereka untuk berpetualang ke Amerika Utara.  Ah sungguh mengharukan.


Hmm apakah hanya 13 menit pertama saja yang membuat saya terkesan dengan film ini? Menit-menit selanjutnya malah membuat mata saya tidak beranjak dari layar TV.  Makhluk buled yang kadang nyebelin kadang lucu, yup si wilderness explorer Russell, membuat film ini semakin ‘hidup’.  Kebersamaan mereka yang tidak disengaja dan direncanakan ternyata berbuah persahabatan yang unik dan lagi-lagi mengharukan.  Belum lagi kemunculan makhluk ajaib, burung onta dengan bulu berwarna-warni yang suka coklat dan dinamai Kevin oleh Russell (padahal betina lho dan fakta ini baru diketahui Russell belakangan). Lalu muncul juga gerombolan anjing-anjing yang bisa bicara.  Woaaa apa sih yang tidak mungkin di film animasi.  Common thing seperti itu ternyata tidak mengurangi penilaian saya untuk film ini.
Ini nih adegan favorit saya di film UP, adegannya di menit ke 35.  Ini pas adegan Russell mengeluh kelelahan dan dia pengen ‘ke belakang’.  Saya tertawa terpingkal-pingkal saat Russel merajuk dan menjatuhkan diri ke tanah terus Carl tetap berjalan sehingga tubuh buled Russel terseret.  Carl mencoba menakut-nakuti Russell dengan mengatakan bahwa kalau mereka tidak cepat maka nanti akan ada harimau yang memangsa mereka.  Hmm sayangnya Russell tidak tertipu karena dia tahu di Amerika Utara tidak ada harimau...well smart kid...Akhirnya Carl menyerah dan membiarkan Russell ‘ke belakang’.  Russell pun langsung bersemangat.  Tahu ngga kenapa dia begitu bersemangat? Karena dia ingin banget merasakan bagaimana sih rasanya ‘ke belakang’ di alam terbuka.  Berbekal sekop dan beberapa lembar daun, dimulailah pengalaman menakjubkan itu...ha..ha.. Kelucuannya tidak hanya berhenti sampai itu.  Saya kembali cekikikan saat mereka mulai berdialog.
Russell: “Mr. Fredricksen, am I supposed to dig the hole before or after?”
Carl:*ekspresi jijay*”None of my concern!”
Lalu Russell teriak lagi...
Russell: “Its before”
Dan Carl langsung memasang ekspresi mau muntah lalu menutup telinganya dan mulai bernyanyi-nyanyi.
Ada banyak adegan indah (versi saya) di film ini.  Ada tentang cinta, tentang kesedihan, tentang kehilangan, tentang persahabatan, tentang Ego, tentang kepolosan, tentang keajaiban, tentang keberanian, tentang impian.  Semuanya lengkap dan sangat ‘hidup' di UP.
Hmm mungkin cerita saya yang terlalu panjang ini membuat bosan siapapun yang membaca tulisan ini tapi mudah-mudahan seperti kata Russell “ That might sounds boring. Sometime it’s the boring stuff I remembere the most”. 
See yaaa my friends....