Tuesday, September 2, 2014

Another Solitude

Saya kena cacar air!

Mungkin ini bukan berita besar yg layak jadi headline.
Tapi ini peristiwa besar untuk saya karena si cacar yang centil ini menyebabkan saya, beberapa waktu lalu, selama beberapa hari terkena demam tinggi sehingga saya harus rawat inap di rumah sakit.  Dan karena ini merupakan salah satu penyakit yang gampang menular, saya ditempatkan diruang isolasi.  Serta karena beberapa alasan, saya tidak ditemani oleh siapapun selama rawat inap.  Saya benar-benar sendiri. Ya kecuali sesekali dokter berkunjung dan suster datang untuk memeriksa infus dan kondisi saya.  Selebihnya saya benar-benar sendiri.
Ada banyak hal yang saya nikmati dengan kesendirian saya kali ini

#1  Saya menikmati setiap detik dialog saya dengan Tuhan.  Kesendirian yang tidak sejam dua jam dalam sehari ini membuat saya punya banyak waktu untuk berdialog dengan-Nya. Terasa sangat dekat dan intens serta saya bebas berekspresi.  Betapa saya merasa sangat disayangi oleh-Nya dan ditemani oleh-Nya.  Tuhan sangat menyayangi saya dengan menegur saya melalui sakit ini.  Belum pernah saya merasakan pengalaman spiritual seperti ini setelah Umroh saya beberapa tahun yang lalu. Untuk beberapa hal, ada pengalaman spiritual yang berbeda yang saya alami kali ini yang saya susah ungkapkan.

#2 Saya jadi bisa lebih peka dengan lingkungan sekitar saya.  Please jangan kaitkan hal ini dengan hal-hal yang mistis dan dunia lain.  Dengan sendiri dan terus terang karena suasana rumah sakit yang sepi, saya bisa mendengarkan suara alam.  Suara angin di malam hari, suara burung-burung yang terbang riang di pagi hari, suara jarum jam dinding berdetak dan bahkan saya bisa mendengarkan dan merasakan jantung saya berdetak.  Hahaha Anda tidak merasa horror saat membaca ini :).  Now I believe, in silence, when there are no words, no language, nobody else present, you are getting in tune with existence.

#3 Saya menikmati setiap detik monolog saya dengan diri saya.  Merenungi apa yang sudah saya jalani dan alami.  Mengevaluasi dan mensyukuri apapun yang sudah saya lalui.  Sekali lagi saya semakin mencintai Tuhan dan merasakan kasih-Nya.  Monolog kali ini lebih dasyat dari monolog yang saya lakukan di belasan malam ulang tahun saya.  

#4 Saya jadi lebih menghargai keberadaan orang-orang yang ada disekitar saya.  Kesendirian kali ini membuktikan kepada saya bahwa saya bukan ANTISOSIAL.  Alhamdulillah.  Saya ternyata masih makhluk sosial :).  Saya tidak bisa hidup dan hanya berkomunikasi serta berinteraksi via tv, radio, social media, sms, bbm ataupun whatsapp!  Saya butuh 'kehadiran'.  Betapa senangnya saya saat dikunjungi oleh dokter Markus, dokter jaga kesayangan saya yang tidak hanya ganteng (Info penting!-red)  tapi juga dia satu-satunya dokter jaga yang ngga 'geli' dengan si cacar centil yang narsis di muka saya plus ramah dan sabar.  Juga betapa senangnya saya saat Suster Vita, suster yang mirip Candy-candy, ceria, kepo-an dengan apa yang saya lakukan dan selalu mengajak saya bercanda untuk menghibur saya.  DAN betapa saya ingin menangis saking terharu saat my person menelpon saya mengobrol lama dengan saya, dilanjutkan telepon dari seorang sahabat, lalu kedatangan 2 orang sahabat yang 'nekad' datang menengok walaupun sudah saya larang.  Hiks love you all...

#5 Last but not least,  Saya belajar banyak hal didalam kesendirian kali ini.  Salah satunya adalah Tuhan 'meminjam' sebentar kenikmatan yang selama ini sering saya lalaikan untuk membuat saya sadar betapa tanpa kenikmatan itu saya bukanlah apa-apa, bukanlah siapa-siapa.

Dear Blogger,  jika ditanya apakah saya mau menikmati kesendirian seperti ini lagi.  Jawabannya tentu TIDAK!.  Mudah-mudahan tidak dengan kondisi seperti itu lagi :).

Sometimes we just need to be quite and listen to the sound of silence.  Drown out the voices of the outside world.  Close your eyes.  In silence, we listen to ourselves, and in the quietude, we may even hear the voice of God.


Saturday, July 19, 2014

Community Awareness - Tim Angkasa WM70

Community Awareness Angkasa Team (Cita-Citaku Set…: http://youtu.be/q9U-UK-tLFo

Friday, June 27, 2014

A mug of coffee

Beberapa waktu yang lalu saya hangout dengan salah seorang sahabat.  Kami menemukan sebuah toko yang menjual kopi instan dan green tea instan.  Saya kesenengan karena ada macam-macam kopi.  Sahabat saya ini bilang dia ga suka kopi karena pahit.  Saya tertawa dan bilang kalau kopi itu ya emang pahit kalau ga pahit ya bukan kopi namanya.

Kopi itu kenapa ya walaupun pahit tapi tetap saya minum.
Walaupun hitam dan warnanya ga ada cakep-cakepnya aka tidak menarik tapi tetap saya minum.
Jawabannya karena saya suka dan saya adalah seorang penikmat kopi.

Saya bisa menikmati kopi dalam rupa apapun. Mulai dari secangkir kopi tubruk berwarna hitam pekat tanpa gula hingga kopi modern seperti kopi yang dijual di starbuck, saya tetap suka!

Lalu terpikir oleh saya, hidup juga mirip seperti secangkir kopi. Kadang bisa hitam pekat dan pahit seperti kopi tubruk tanpa gula. Kadang manis, hangat dan 'indah' seperti kopi yang dijual di cafe-cafe mahal. Jika kita pecinta kopi maka seharusnya kita tetap bisa menikmatinya pahit atau manis dan apapun penampilannya karena itu kopi.

Sebagian pecinta kopi menyebutkan kalau taste kopi tergantung jenisnya, asalnya, dan cara pengolahannya. Oke, saya juga setuju. Tapi menurut saya, taste itu hanya sebatas panca indera yaitu indera pengecap dan pembau yang menikmatinya.  Jika sang peminum kopi menikmatinya itu semua terasa sama. Toh setelah dia masuk dalam tubuh akan sama saja efeknya. Nah ini sama juga dengan hidup, mau kita kaya, rupawan, pintar dan luar biasa, semuanya tak ada artinya jika kita tidak 'menikmati'nya dan tidak bahagia.

Bagi saya secangkir kopi tubruk hasil 'pampasan perang' di pos satpam di pagi hari sama nikmatnya dengan segelas kopi starbuck. Saya merasa cukup dengan itu dan benar-benar bisa make my day. Kalaupun di suatu pagi, saya mendapat kesempatan minum starbuck ya its ok for me.

Dear blogger, inti tulisan saya ini sebenarnya hanya sederhana kok walaupun tulisan diatas ngelantur kemana-mana. Hahahaha. Intinya adalah nikmati hidup Anda! Bahagia lah dengan hidup Anda saat ini. Bukan berarti kita hanya berpuas diri lalu pasif. Tapi tetaplah berusaha, jika inilah hasilnya tetap nikmati dan berbahagia. Hidup terkadang terasa 'pahit' karena itulah yg kita rasakan, jika kita nikmati rasa pahit itu tidak akan terasa.  Kita adalah barista untuk meracik hidup yang kita inginkan, namun jangan lupa kita juga yang jadi penikmatnya.

So enjoy your life and live your life!

Friday, June 6, 2014

The Best Plan

Sometimes I don't understand God's plans. But I do believe God is always with me and has better, even greatest plans. Because God can see the whole trip while we can only see a little way down the road.

Keep the faith, keep fighting, and give your best effort. Lets God do the rest.

#justmythought

Sunday, May 18, 2014

Being Alone or Being Lonely?

I try my best to be a good person. I am not the perfect one and never will be.  I realize I am a moody person, specially in the morning, who definitely not a good company at my bad mood. BUT I always try to be a good person for my persons when I know that they need me.

Yeah I know I can't put my expectation too high and I know I can't expect anything from anyone, especially You, one of my persons. BUT it is really hurt when I realize that my existence is meaningless and still made You feel alone.

Dear You, I think I'll 'hibernate' for a while to give You space to re-thinking about who am I to You. And to give my self a time to calming down the heat in my brain and to wipe these unfriendly tears.

#edisiPMS?

Saturday, April 12, 2014

Solitude

"Ada saatnya dalam hidupmu, engkau ingin sendiri saja bersama angin, menceritakan seluruh rahasia, lalu meneteskan air mata" - Bung Karno, 1933
Saya membaca quote ini kemarin saat si quote ini menjadi profil picture salah seorang teman saya.  Hal yang menarik dari quote ini bukanlah sang penulisnya yang merupakan tokoh dan bapak dari bangsa ini, tetapi lebih ke isinya. Bagi saya, isi quote ini sangat 'dalam'.  Menyentuh.

Tiba-tiba saya ingat dan kangen suatu masa disaat saya bisa seperti isi quote itu.  Menyendiri, menikmati pemandangan, bersama angin.  Tinggal di Jakarta yang crowded membuat saya susah dan bahkan tidak lagi bisa melakukan apa yang ada di quote itu.  

Dulu saat saya masih tinggal di Ujung Pandang, sekarang Makassar, saya punya pantai Tanjung Bunga. Pantai ini letaknya sangat dekat dengan rumah saya, yah palingan hanya 20 menitan dengan berjalan kaki. Dulu pantai ini masih belum dilirik oleh para pengembang properti dan belum terlalu ramai.  Hanya dikunjungi oleh penduduk setempat.

Setelah kuliah di Bogor, tepatnya di daerah Dramaga, sebuah saung di sawah dekat kost adalah tempat favorite saya untuk menyendiri.  

Sebenarnya waktu pertama kali tinggal di Jakarta, di kantor pertama saya, saya menemukan tempat yang cocok untuk menyendiri.  Rooftop.  Kantor saya menempati sebuah gedung 8 lantai di kawasan Cikini, dan saya berkantor dilantai 6.  Dengan naik 2 lantai melalui tangga darurat, saya bisa masuk ke area rooftop, yang entah mengapa tidak pernah dikunci, dan yang suka ke area itu cuma saya tampaknya (saya tidak pernah bertemu dengan siapa-siapa soalnya).  Tidak ada pemandangan seindah pantai Tanjung Bunga dan sawah disini, hanya gedung, kali dan rel kereta api, tapi saya tetap suka menyendiri disini.

Tentang menyendiri.  
Hmm pada dasarnya memang saya bukan orang yang suka keramaian, tetapi saya bukan tipe penyendiri. Saya suka kok ke Mall, hang out dengan teman-teman di tempat-tempat asyik.  Tetapi memang ada saatnya saya ingin dan butuh sendiri.

Pernah ngga kamu merasa terlalu lelah untuk berbasa-basi?
Pernah ngga kamu merasa terlalu lelah untuk bicara?
Pernah ngga kamu merasa terlalu lelah menghadapi dunia?
Pernah ngga kamu merasa terlalu lelah dengan sisi baikmu?
Pernah ngga kamu merasa kamu hanya ingin menjadi diri sendiri dan 'bebas' dari penilaian orang lain?
Pernah ngga kamu merasa bahwa susah untuk mengungkapkan kepada orang lain apa yang kamu rasakan?
Pernah ngga kamu merasa bahwa tak ada orang lain yang benar - benar mengerti apa yang kamu rasakan saat itu?

Nah disaat-saat seperti itulah saya menyendiri.  Menikmati me-time.  Menikmati saat saya bisa mengeluarkan emosi saya.  Menikmati saat air mata bisa bebas keluar dan membiarkan angin membawanya pergi.  Dan setelah itu saya akan merasa lega.

Aaaah betapa saya kangen bisa seperti itu lagi di alam terbuka.

Friday, April 11, 2014

Serendipity

"Serendipity is a fortunate accident.
I don't really believe in accidents.
I think fate's behind everything.
Everything's predestined?
I think we make our own decisions.
I just think that fate sends us little signs.
And it's how we read the signs that determines whether we're happy or not."

That lines I quote from dialog in a movie 'Serendipity'.  Same like Sara, a main actress in this movie, I don't believe in accidents.  I believe there is fate behind every accidents happen to me.

I never knew on the first time I met you that someday you will ( already happen thought) intervene my mind. I can direct my heart when it suddenly response to and choose you. I believe you came to my life for a reason and the reason is you came to coloring my monotonous life.

But, like the lines above, lately, fate send me a few little signs that guide us to nothings but bestie.

Just like tonight. I really thinking of you, and ta daaa you come up with that status. When I want to really see you but was too proud to ask, fate directed me to a different place to where you are. At first, I really want to go to that place. Aaahhh is it a little sign that fate send to me?

@Starbucks Grand Indonesia, October 6th, 2013
#latepost

Tuesday, March 18, 2014

First piece of puzzle

Yup on this date, 2 years ago, I've got my first puzzle from you. Since that day, my life was never the same again.

Thank you for coming into my life.
Thank you to put your trust on me.
Thank you to teach me those feelings again.
Thank you to coloring my life.

Sunday, March 16, 2014

Kado (2)

Menerima kado adalah salah satu moment yang menyenangkan untuk saya. Moment lainnya yang menyenangkan buat saya adalah mencari, memilih dan memberi kado.  Karena saya tahu bagaimana senangnya menerima kado, makanya saat saya juga suka memberi kado untuk orang-orang kesayangan saya.

Kegiatan mencari dan memilih kado itu sangat menyenangkan karena saya suka segala sesuatu yang sifatnya personal. Sebisa mungkin kado yang saya akan berikan adalah:
1. Wishlist dari yang bersangkutan
2. Kalau saya tidak tahu wishlist-nya, maka saya akan cari sesuatu yang identik dengan yamg bersangkutan. Entah itu terkait hobby-nya, warna kesukaannya, tokoh kesukaannya etc.

Agak ribet sih,  tapi itu setimpal banget dengan perasaan saya saat si penerima kado antusias dan senang banget dengan kado dari saya. Euforia seperti itu akan menular kepada saya dan saya suka dengan rasa itu :).